Tak Disangaka Ternyata Makanan Khas Bengkulu Ini Jadi Favorit Soekarno!

RADARUTARA.ID - Pendap adalah makanan khas Bengkulu, dengan cita rasanya pedas dan gurih bercampur menjadi satu dalam aroma khas daun talas yang menjadi pembungkusnya.

Di Provinsi Bengkulu, ada banyak macam suku dan beraneka ragam kuliner tradisional, diantaranya seperti bay tat, perut punai, kue som, cucur tinggit, kue bongkol, lempuk durian, lepat (lepek) binti, gelamai, manisan terong, emping dan masih banyak lagi.

Selain itu, untuk lauk makan yang cocok dikonsumsi dengan nasi hangat yakni ada lemea, tempoyak udang atau ikan, gulai ikan rebung asam, gulai pisang muda, bagar hiu dan yang cukup terkenal bernama pendap. 

BACA JUGA:Hunian Estetik Ternyata Tidak Harus Mewah, Berikut Ini Inspirasi Rumah Kayu Sederhana Tapi Nyaman

Bahan dasar pembuatan pendap terdiri dari daun talas, bumbu rendang, cabai, ikan laut, kelapa muda parut dan beberapa rempah lain khas Bengkulu.

Dalam proses memasaknya, tidak semua jenis daun talas atau keladi bisa digunakan. Cuma tiga jenis saja yakni keladi putih, keladi semi hitam dan keladi hitam.

Fungsi dari daun talas dalam proses pembuatan pendap supaya bumbu, ikan laut, kelapa muda parut tidak hancur dan air tidak masuk ke dalam bahan utama tersebut ketika sedang direbus.

Bukan hanya membutuhkan daun talas yang cukup banyak, pembuatan pendap juga membutuhkan daun pisang yang diikat dengan tali plastik.

BACA JUGA:Sering Diabaikan, 4 Jenis Luka Inner Child Ini Bisa Mengganggu Kehidupan, Kamu Pernah Mengalami?

Lauk asli Bengkulu ini adalaj kuliner dengan cita rasa yang gurih yang didominasi dengan rasa pedas. Dulu, makanan tradisional ini dikonsumsi masyarakat sebagai cocolan ubi, terutama  di Kabupaten Bengkulu Selatan.

Pendap adalab makanan khas Kabupaten Bengkulu Selatan, Provinsi Bengkulu dan pernah masuk dalam tiga besar kategori makanan tradisional paling terkenal pada kegiatan Anugerah Pesona Indonesia (API) Awards pada tahun 2022 lalu.

Tak hanya itu, pendap ini juga menjadi salah satu makanan favorit Bapak proklamator kita, yakni Ir.Soekarno. Yang mana, ia mulai mengenal makanan ini ketika dirinya diasingkan di Bengkulu pada tahun 1938.*

Sumber: