9 Sanghyang Tak Kasat Mata yang Diyakini Sebagai Penguasa Tanah Jawa

RADARUTARA.ID - Sebelum peradaban manusia muncul di Tanah Jawa, ada 9 Sanghyang yang dipercaya oleh masyarakat sebagai penguasa yang tak kasat mata. Mereka memiliki kedudukan tinggi dan menguasai berbagai tempat di Tanah Jawa.

Sanghyang itu sendiri bisa diperoleh melalui keturunan maupun keilmuan mereka yang tinggi.  Dari sanalah mereka di anggap sebagai sebuah keberadaan yang sangat di hormati dan disembah. 

Berikut adalah 9 Sanghyang yang ada di Tanah Jawa:

BACA JUGA:Hidup Penuh Keberuntungan, Jika Memakai Warna Berdasarkan Hari Lahir Menurut Primbon Jawa

1. Sanghyang Asta Dewa

Merupakan pemimpin para Sanghyang yang bersemayam di Gunung Semeru. Dalam sejarah, Sanghyang Asta dewa atau nama lainnya Sabdo palon, melakukan pertarungan dengan Syekh Subakir karena dianggap mengusik ketenangan para Sanghyang.

Pertarungan tersebut berakhir dengan kesepakatan agar ajaran Islam bisa disebarkan tanpa menghilangkan kepribadian serta watak orang Jawa.

Sanghyang Asta dewa memiliki beberapa keturunan yang memiliki gelar Rahyang di antaranya: Rahyang Jaya Menggala yang bersemayam di Gunung Lawu, Rahyang Jaya Wisesa yang menempati di Alas Purwo di Banyuwangi, Rahyang Jaya Dharma yang menguasai Gunung Salak dan menjadi menantu Sanghyang Lohdaya

BACA JUGA:Ini Sosok Asta Dewa, Jin Tertua di Tanah Jawa yang Memiliki Perjanjian dengan Syekh Subakir

2. Sanghyang Baruna

Ratu Monggo Segoro Kidul nama lain dari Sanghyang Baruna merupakan Penguasa Lautan Pantai Selatan yang berwujud naga. Ia memiliki pengaruh yang kuat terhadap kerajaan-kerajaan di Tanah Jawa pada masa lalu.

Anak dari sah yang bruna bernama Maheswari sansan doro atau dengan sebutan nyai Blorong. Selain itu terdapat juga anak angkat yang dipercaya oleh masyarakat dengan nama Dewi Lanjar, yang memiliki tugas untuk menjaga pantai utara Pulau Jawa.

3. Sanghyang Lohdaya 

Sanghyang Lohdaya merupakan seorang yang diutus oleh Sanghyang Asta dewa untuk menghadapi Syekh Hasyim Bahadur dan pasukannya. Ia bersikeras untuk melawan Syekh Hasyim Bahadur dan pasukannya serta tidak ingin dibantu oleh Sanghyang lainnya.

Sumber: