Omset Penjualan Merosot, Jumlah Pertashop Bangkrut Bertambah, Ketum HPMPI Sampaikan Desakan ke Pemerintah

Omset Penjualan Merosot, Jumlah Pertashop Bangkrut Bertambah, Ketum HPMPI Sampaikan Desakan ke Pemerintah

Ketua Bidang V BPD HIPMI Bengkulu, Steven--

RADARUTARA.ID- Kebijakan pemerintah yang tidak mengizinkan Pertashop untuk menjual BBM subsidi kian membuat para pengusaha Pertashop di Indonesia menjadi galau. Bahkan hampir sebagian besar Pertashop di sejumlah daerah di Indonesia saat, ini tengah berada di ambang kebangkrutan.

Kondisi, ini pun turut diaminkan oleh Ketua Umum Himpunan Pertashop Merah Putih Indonesia (HPMPI), Steven. Dimana kata Steven, sebagian besar omset penjualan Pertashop di berbagai daerah di wilayah Indonesia terus mengalami kemerosotan dan membuat puluhan Pertashop harus tutup alias bangkrut.

"Omset penjualan rekan-rekan Pertashop di seluruh daerah terus merosot. Bahkan tidak sedikit Pertashop di sejumlah daerah yang saat, ini harus tutup alias bangkrut," ungkap Steven.

BACA JUGA:LRT Jabodetabek Diresmikan 30 Agustus Mendatang, Cek Disini Tarif Lengkapnya, Termahal Rp27.400

Menurut Steven, merosotnya omset penjualan di lingkungan Pertashop, ini akibat terjadinya disparitas harga Pertamax dan Pertalite yang terbilang cukup jauh.

Saat, ini kata Steven, BBM subsidi dibandrol dengan harga Rp 10 ribu/liter. Sementara harga Pertama per Juli 2023 mencapau Rp 12.400/liter hingga menimbulkan disparitas harga sebesar Rp 2.400/liternya.

"Kondisi, ini semakin diperparah dengan keberadaan Pertamini yang menjual BBM subsidi secara eceran. Sementara kita sebagai penjual BBM resmi tidak memiliki kesempatan untuk menjual BBM subsidi. Tentu keadaan ini menimbulkan disparitas yang cukup tinggi hingga membuat penjualan BBM di Pertashop merosot," bebernya 

BACA JUGA:Cara Menikmati Self Reward Tanpa Bikin Dompet Menjerit, Milenial Wajib Coba

Lebih jauh, Steven, mengaku jika pihaknya sudah menyampaikan kegalauan para pengusaha Pertashop yang diakibatkan disparitas harga ini kepada pihak DPR RI di Komisi VII pada Juli 2023, lalu.

Dimana akibat disparitas harga yang terjadi, ini omset penjualan Pertashop mengalami penurunan hingga 90 persen. Atas kondisi, ini Steven, mendesak kepada pihak terkait khususnya Kementerian ESDM RI agar dapat segera mencari solusi untuk mengatasi disparitas harga yang memberatkan pengusaha Pertashop saat ini.

Minimal kata Steven, pemerintah dapat menekan disparitas harga BBM saat, ini diangka Rp 1.500/liter. Di sisi lain, Steven, juga berharap agar pemerintah dapat menertibkan penjualan BBM subsidi eceran  yang dipandang ilegal dan memberi kesempatan kepada Pertashop untuk menjadi agen gas 3 Kg.

"Kita juga meminta kepada pemerintah agar mempercepat revisi Perpres No 191 tahun 2014 yang menjadi regulasi acuan penetapan penyaluran BBM subsidi. Selain, itu kita juga meminta agar regulasi yang mengatur jarak pembangunan Pertashop atau SPBU baru, sehingga pangsa pasar dapat terbagi rata," demikian Steven.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: