Jembatan Gantung 'Maut' Butuh Penanganan Cepat, Warga Goro
--
NAPAL PUTIH RU.ID - Camat Napal Putih, M Abduh Sadat, M.Pd mengakui, selain disebabkan oleh faktor musibah. Insiden memakan korban jiwa yang terjadi di jembatan gantung penghubung Desa Muara Santan dengan wilayah dusun Trans Lapindo Kecamatan Napal Putih, juga terjadi akibat kondisi fisik jembatan yang tidak layak untuk dilewati.
Berdasarkan hasil pantauan di lapangan, Camat menerangkan, kondisi lantai jembatan gantung di Desa Muara Santan dalam keadaan tidak rata. Selain itu, dinding pengaman pada bahu jembatan, sudah banyak yang rusak atau terlepas. Sehingga wajar kata Camat, jika kurang berhati-hati, siapapun yang melintas di atas jembatan, bisa tergelincir dan terjatuh ke sungai seperti peristiwa yang terjadi sebelumnya.
"Lantainya itu tersusun dari kayu, tumpukannya tidak rata. Apalagi pada saat kejadian kemarin, cuaca sedang hujan dan licin," ujar Camat.
Selain lantai jembatan yang tidak rata, masih Camat, dinding pengamanan pada jembatan juga banyak yang rusak atau tidak ada sehingga siapapun yang tergelincir, bisa jatuh ke sungai seperti peristiwa nahas yang dialami oleh pelajar yang meninggal dunia, kemarin.
"Ketika tergelincir dari motor, langsung jatuh ke sungai," imbuhnya.
Tak ingin peristiwa memakan korban terulang, Camat telah berkoordinasi dan meminta Pemdes Muara Santan untuk segera melakukan perehaban, bisa diupayakan atau dibiayai langsung oleh desa.
"Kalau menggunakan DD tidak terkejar. Solusinya, desa bisa menggunakan anggaran dari hasil kebun kas desa atau PADes untuk memperbaiki fisik jembatan yang kondisinya sudah rusak. Seperti lantai jembatan yang tidak rata serta dinding pengaman jembatan yang sudah banyak hilang. Itu sudah saya tekankan ke desa agar segera dilaksanakan. Supaya peristiwa serupa tidak terulang kembali," desaknya.
Lebih jauh diungkapkan Camat, perbaikan fisik jembatan gantung di Desa Muara Santan, harus disegerakan karena aktivitas atau mobilisasi masyarakat di atas jembatan gantung penghubung Desa Muara Santan dengan wilayah dusun Trans Lapindo, ini cukup tinggi setiap harinya.
"Mulai dari mengeluarkan hasil perkebunan, akses pendidikan, akses kesehatan dan akses lainnya, semua mengandalkan jembatan gantung itu. Sehingga aktivitas masyarakat melalui jembatan gantung lumayan tinggi. Tidak ada alasan bagi desa untuk menunda atau mengabaikan kondisi akses jembatan gantung tersebut," pintanya Camat.
Terpisah, salah satu anggota BPD Desa Muara Santan, Amri mengakui, insiden kecelakaan di jembatan Gantung desanya yang menewaskan pelajar beberapa hari lalu. Membuat masyarakat di Desa Muara Santan dibantu unsur masyarakat lainnya turun tangan untuk melaksanakan aksi gotong royong (Goro) dalam rangka memperbaiki konstruksi jembatan yang dianggap sudah tidak layak lagi itu. Aksi dilakukan oleh lapisan masyarakat dengan cara menganti papan lantai jembatan menggunakan meterial kayu yang lebih layak.
"Hari ini warga turun tangan, untuk melakukan perbaikan kepada jembatan. Warga khawatir, insiden serupa bisa terulang lagi. Mengingat kondisi konstruksi jembatan yang memang sudah tidak layak," tuturnya.
Salah satu warga desa tetangga asal Bukit Berlian, Mulyadi mengungkapkan, Goro dalam rangka memperbaiki jembatan gantung di Desa Muara Santan terpaksa dilakukan, mengingat konstruksi jembatan yang sudah tidak layak dan membahayakan bagi pengendara yang melintas.
"Yang lebih mengkhawatirkan kondisi tali seling jembatan yang terkait dengan pondasi jembatan, sudah banyak putus. Sangat memprihatinkan dan berbahaya jika tidak segera ditangani. Kami bergabung dengan warga setempat untuk melakukan rehab ringan dengan titik fokus menganti papan jembatan yang sudah banyak hilang," demikian Mulyadi. (sig)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: