Petani Mulai Lirik Tanaman Porang

Petani Mulai Lirik Tanaman Porang

MUKOMUKO RU.ID - Masyarakat petani di Kabupaten Mukomuko, mulai mengembangkan budidaya tanaman porang. Pasalnya, porang memiliki nilai jual yang sangat tinggi. Terkait budidaya tanaman porang yang kini mulai dikembangkan petani, mendapat dukungan penuh dari Pemkab Mukomuko. Bahkan saat ini, Desa Maju Makmur, Kecamatan Penarik telah mengalokasikan dana desa untuk membudidayakan tanaman porang. Sebelumnya, desa itu mengusulkan bantuan bibit porang ke Dinas Pertanian Mukomuko, namun tidak bisa diakomodir karena anggaran tidak ada. Untuk itu, Pemkab Mukomuko mendorong agar semua pemerintah desa bisa mengalokasikan sebagian dana desa untuk membudidayakan tanaman porang. Pemerintah desa yang melakukan budidaya tanaman porang, bisa menjadi contoh bagi masyarakat di wilayahnya masing- masing. “Kami dari dinas juga sangat mendukung budidaya tersebut karena nilai jualnya tinggi. Silahkan desa mengembangkan tanaman itu, apalagi kultur tanah di daerah ini sangat bagus untuk tanaman tersebur,\" kata Kepala Dinas Pertaian Mukomuko, Aoriansyah, ST, MT melalui Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura, Eva Marlinda. Terpisah, Kepala Desa (Kades) Maju Makmur, Haris tidak menampik telah mengalokasikan sebagian anggaran dana desa untuk tanaman porang. Dijelaskanya, untuk program ketahanan pangan budidaya hortikultura, desanya telah mengalokasikan dana desa sebesar 20 persen. \"Kami anggarkan dana pembelian bibit porang sebesar Rp 90 juta, termasuk pembelian herbisida dan insektisida. Kalau total anggaran untuk ketahanan pangan sebesar Rp 143 juta termasuk untuk budi daya tanaman jagung dan kacang tanah,\" ujarnya. Untuk budidaya tanaman porang, pihaknya menyiapkan lahan seluas 1 hektar, dan 1 hektar lainnya untuk tanaman jagung dan kacang tanah. Untuk budidaya tanaman porang, pemerintah desa bekerjasama dengan perusahaan Porang Bumi Sejahtera (PBS). “Kami menjalin kerjasama dengan pihak ketiga agar hasil panen porang nanti memuaskan. Dan kami mengembangkan tanaman porang ini karena harganya cukup tinggi. Dan tanaman ini bisa ditanam di sela-sela tanaman kelapa sawit dan di bawah naungan pohon karet,” pungkasnya. (rel)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: