Sampah Dapur Dapat Menjadi Hand Sanitizer

Sampah Dapur Dapat Menjadi Hand Sanitizer

BENGKULU RU.ID - Sampah atau limbah rumah tanggal bisa dibuat menjadi hand sanitizer, dimana pembuatan dengan bahan tersebut sudah berhasil dipraktikkan Universitas Pertamina. Sebagaimana disampaikan Dosen Program Studi Kimia Universitas Pertamina, Dr. Suharti, S.Pd, M.Si mengatakan, terdapat alternatif metode pembuatan penyanitasi tangan berbahan limbah rumah tangga. \"Dimana pembuatannya yang mudah dan murah. Limbah yang bisa dimanfaatkan adalah sisa sayuran dan buah-buahan yang sudah melalui proses fermentasi. Efektivitasnya setara dengan produk serupa berbahan dasar kimia,” ungkap Suharti diwawancarai secara daring, Jum\'at (25/2). Menurutnya, Ia dan tim peneliti yang terdiri dari asisten laboratorium dan mahasiswa Program Studi Kimia, telah mengembangkan metode pembuatan penyanitasi tangan dengan bahan limbah rumah tangga ini sejak bulan Juli 2021. Proses pembuatan produk penyanitasi tangan ini dilakukan di Laboratorium Kimia Terintegrasi Universitas Pertamina. \"Saat ini telah menghasilkan 100 liter penyanitasi tangan. Proses pembuatan penyanitasi tangan berbahan limbah rumah tangga ini cukup sederhana. Sampah sayuran dan buah-buahan terlebih dahulu dibersihkan, kemudian direndam dengan gula merah atau molase, lalu disimpan pada ember yang tertutup,\" kata Suharti. Dilanjutkannya, proses fermentasi ini dilakukan untuk mendapatkan eco-enzim, yang memiliki fungsi seperti alkohol yakni sebagai desinfektan. \"Semakin beragam limbah sayur dan buah yang digunakan, maka semakin beragam endofit atau mikroorganisme untuk menghasilkan eco-enzim,” terangnya. Pekan pertama proses fermentasi, wadah tersebut harus dibuka untuk mengeluarkan gas yang ada didalamnya. Kemudian, wadah harus dibuka kembali pada usia 30 hari untuk melepaskan gas dan mengecek keberhasilan proses fermentasi. \"Kegagalan fermentasi biasanya terjadi akibat udara yang tidak bersih sehingga dianjurkan untuk menyimpan fermentasi jauh dari tempat sampah,\" tegasnya. Lebih jauh dikatakannya, alkohol yang tercipta pada minggu pertama proses fermentasi berubah menjadi asam asetat secara alami. Setelah proses fermentasi selesai, eco-enzim yang telah dihasilkan dicampur air dengan perbandingan 1:400, yaitu 1ml eco-enzim untuk 400ml air. \"Produk ini lebih ramah lingkungan karena tidak mengandung bahan kimia,\" tutupnya. (tux)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: