Peningkatan Lantai Jembatan Lusan “Gatot”
MUKOMUKO RU.ID - Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Mukomuko telah memastikan diri gagal total alias gatot melaksanakan kegiatan peningkatan lantai jembatan penyeberangan Desa Lubuk Sanai (Lusan) – Desa Rawa Bangun SP 10, Kecamatan XIV Koto. Untuk diketahui, tahun 2021 lalu, Dinas PUPR Mukomuko telah mengusulkan anggaran di dana alokasi umum (DAU) sebesar Rp 1,5 miliar untuk kegiatan peningkatan lantai jembatan dari kayu menjadi plat besi. Saat pembahasan anggaran, kegiatan peningkatan lantai jembatan yang sudah diharapkan oleh masyarakat, hanya diakomodir Rp 750 juta. Karena anggaran sebesar itu dipastikan tidak cukup untuk melaksanakan kegiatan, sehingga ploting anggaran sebesar ratusan juta itu pun dipangkas habis alias zonk. “Anggaran dipangkas habis. Tidak ada anggaran sepeserpun untuk melaksanakan kegiatan. Jadi saya pastikan, di tahun 2022 ini tidak ada kegiatan peningkatan lantai jembatan dari kayu menjadi plat besi,” kata Kabid Bina Marga di dinas PUPR Mukomuko, Budiarto, ST ketika dikonfirmasi kemarin. Ia menjelaskan, bukan hanya kegiatan peningkatan lantai jembatan penyeberangan Desa Lubuk Sanai saja yang gagal dilaksanakan di tahun ini. Namun kegiatan peningkatan lantai jembatan di wilayah Kecamatan Selagan Raya, dipastikan juga gagal. Pasalnya, alokasi anggaran yang diusulkan di APBD untuk peningkatan lantai jembatan dari kayu ke beton, tidak diakomodir. Padahal, perencanaan kegiatan pembangunan peningkatan lantai jembatan di wilayah itu sudah selesai dilaksanakan pada tahun 2018 lalu. “Untuk kegiatan perencanaan peningkatan lantai jembatan di Selagan Raya, sudah selesai 3 tahun lalu. Kami juga tahu, masyarakat di sana sering mengeluh karena jembatan yang menjadi akses utama mereka sering rusak. Anggaran sudah kami usulkan agar jembatan itu ditingkatkan dari lantai kayu menjadi beton. Tujuannya, akses perekonomian masyarakat setempat tidak sampai terganggu gara – gara jembatan sering rusak. Tapi mau bagaimana lagi, anggaran tidak disetujui,” terangnya. Untuk menjaga kondisi jembatan agar tetap baik, tahun ini pihaknya hanya diberikan alokasi anggaran sebesar Rp 300 juta untuk pemeliharaan. Meski Budi juga mengklaim, jumlah anggaran tersebut sangat tidak cukup, namun tidak ada pilihan lain. “Kalau anggaran hanya Rp 300 juta. Itu untuk kegiatan pemeliharaan jembatan sebanyak 160 unit. Sedangkan jembatan yang lantainya kayu mencapai 36 unit. dan jembatan inilah yang butuh dana banyak untuk membeli kayu untuk lantai jembatan. Idealnya, kalau mau jembatan kayu tetap bagus, harus disediakan anggaran antara Rp 500 – 700 juta per tahunnya,” pungkasnya. (rel)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: