Meluap, Air Sungai Naik 10 Meter
HULU PALIK RU.ID - Luapan air sungai terjadi di jalan penghubung Arga Makmur-Lubuk Durian, Minggu (24/10). Tepatnya di Desa Talang Rendah Kecamatan Hulu Palik, terpantau air sungai sempat melompati lantai permukaan jembatan. Padahal, saat kondisi normal, jarak air dengan permukaan jembatan, bisa mencapai 10 meter. Banjir bandang yang mulai datang tetiba setelah hujan turun lebih kurang 20 menit itu, dipuncak sekitar Pukul 16.15 WIB dan bertahan beberapa jam. Besarnya air yang dibawa banjir itu, langsung menghantam tebing di belokan sungai yang di atasnya terdapat sebuah rumah permanen. Air yang mulai surut menuju Pukul 18.12 WIB itu pun, meninggalkan abrasi cukup parah lebih dari 5 meter dan panjang 10 meter yang membutuhkan penanganan segera. Keberadaan bangunan rumah tepat di titik hantaman air sungai saat normal dan banjir itu pun, diperlukan penanganan oleh stake holder terkait khususnya di bagian bawah perkakas penahan abrasi sungai yang tak jauh dari kegiatan penambangan bukan logam itu. Kepala Desa Talang Rendah, Kartoyo, saat dikonfirmasi Radar Utara mengakui, luapan air sungai sempat memasuki bagian atas jembatan. Dia mengatakan, bakal segera berkoordinasi dengan stakeholder terkait baik daerah maupun provinsi. Maklum, jembatan yang membentang sepanjang lebih kurang 100 meter itu berada di ruas jalan milik provinsi. “Kami akan segera bersurat ke BPBD kabupaten dan provinsi. Karena perlu dilakukan penanganan segera dan jangka panjang,” ujar Kartoyo, Minggu petang. Bangunan rumah permanen yang ada di ujung jembatan, sekaligus titik hantaman saat air normal dan banjir itu sempat dikhawatirkan saat banjir yang terbilang cukup parah dalam kurun waktu 30 tahun terakhir itu. Beruntung, air tidak sampai menyebabkan kerusakan pada bangunan rumah. “Kami berharap, segera dibangun pengaman abrasi sungai. Apalagi di titik tersebut, ada bangunan rumah. Dimana waktu tinggitingginya banjir, air sungai sempat naik hingga permukaan jembatan. Besar sekali. Untuk cepat surut,” ujarnya. Kapolres BU AKBP Anton S Hartanto, S.Ik, MH melalui Kapolsek Kerkap, IPDA Ratno, SH, MH, mengatakan, belum menerima laporan adanya korban dalam banjir yang diakuinya cukup besar itu. Kerugian yang terjadi, terus dia, lebih kepada kerugian negara karena kuatnya hantaman saat banjir datang. Ratno yang memantau di lokasi banjir mengatakan, perlu dilakukan penanganan antisipatif, karena banjir masih memungkinkan sewaktu-waktu terjadi kembali. “Perlu segera dipasang beronjong lagi, untuk menghindari abrasi parah. Saat ini kondisi air sudah surut,” jelasnya, dikutip dari SKH Radar Utara. Ratno juga menerangkan, pihaknya juga terus memantau perkembangan soal informasi pascabanjir yang terjadi. Penumpukan kendaraan akibat banjir juga diantisipasi sehingga tidak sampai terjadi. “Lalulintas berjalan normal, tidak sampai terjadi penumpukan kendaraan,” pungkasnya. BPBD BU juga mengkonfirmasi adanya kejadian banjir yang terjadi di wilayah BU. Data yang baru masuk hanya Desa Talang Rendah. “Data yang masuk baru Desa Talang Rendah. Cuma b e l u m d i ke t a h u i p a st i , kerugian yang terjadi,” ujar Kepala BPBD, Burman, SH melalui Kabid Kedaruratan dan Logistik, Erviana,SP, kemarin. (bep)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: