Junjung Tinggi Tradisi, Masyarakat Lebong “Kedurai Muang Apem”

Junjung Tinggi Tradisi, Masyarakat Lebong “Kedurai Muang Apem”

BINGIN KUNING RU.ID - Meski zaman semakin maju dan modern, masyarakat Lebong khususnya di Kecamatan Bingin Kuning Kabupaten Lebong, dapat terus menjunjung tinggi tradisi dan adat istiadat rejang. Data diperoleh Radar Utara, Rabu (20/10) kemarin, masyarakat Kecamatan Bingin Kuning, menggelar kegiatan adat istiadat atau tradisi yang dinamakan \"Kedurai Muang Apem\" atau Lempar Kue Apem di perairan Pasir Lebar tepatnya di Desa Bungin. Tradisi ini pun dilakukan secara turun temurun setiap tahunnya oleh masyarakat setempat. Kegiatan Kedurai Muang Apem ini turut dihadiri Bupati Lebong, Kopli Ansori yang diwakili Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setdakab Lebong, Drs. Dalmuji Suranto. Dalam kesempatan itu, ia mewakili Pemkab Lebong berpesan, tradisi turun temurun yang dilaksanakan setiap tahun ini jangan sampai punah dan tetap junjung tinggi. Seperti, kata dia, tradisi Kedurai Muang Apem yang dilakukan hari ini (kemarin, red). \"\" \"Kita harus menjaga dan menjunjung tinggi adat istiadat dan tradisi. Ini adalah sebuah jati diri atau identitas tersendiri yang dimiliki oleh Kabupaten Lebong. Untuk itu jangan pernah meninggalkan identitas adat dan budaya. Tidak ada gunanya maju dan modern jika harus meninggalkan adat istiadat sendiri,\" pesannya, dikutip dari SKH Radar Utara. Selain itu, dirinya menambahkan, walupun zaman sudah maju dan modern, akan tetapi jangan pernah meninggalkan adat dan kebiasaan yang sebelumnya ditinggalkan nenek moyang terdahulu. Sebab, menurutnya, hal ini sangat penting untuk anak cucu kedepanya. Dengan adanya adat ini, maka akan adanya nilai tersendiri dan sejarah daerah. \"Meskipun zaman semakin maju dan modern jangan tingggalkan adat-adat yang kita miliki. Seperti pembuang Kue Apem ini. Dengan diadakan setiap tahunnya, maka adat dan budaya buang Kue Apem ini, akan selalu ada dan hidup. Kerena anak muda yang ikut bisa mengatahui tentang adat ini. Bahkan bisa selalu dikenang kedepanya,\" pesannya lagi. Sementara itu, Reno (45) warga yang ikut dalam kegiatan tradisi Kedurai Muang Apem ini menjelaskan, tradisi adat dan budaya lempar kue Apem dilakukan setiap tahunnya sebelum turun tanam. Dimana, kata dia, daerah atau desa yang ikut membuang kue Apem ini, dari dulu hingga sekarang yaitu Desa Semelako, Desa Bungin dan Desa Pungguk Pedaro, yang memilik budaya dan tradisi pembuangan kue Apem ini. \"Dari dulu hingga sekarang, tradisi pembuangan kue Apem ini, sebelum dilemparkan, kue Apem diserahkan orang yang telah dipercayai yaitu ketuanya. Apabila sudah diserahkan danĀ  maka warga dari ketiga desa bisa mulai melakukan lempar Apem tersebut,\" terangnya, dikutip dari SKH Radar Utara. Tradisi lempar Apem ini selalu dilakukan sebelum turun tanam, karena apabila tidak dilakukan maka dinilai tidak baik. Kerena sudah tradisi maka setiap tahun harus dilakukan. \"kita yang datang ini menyerahkan kue Apem ke petua tadi. Bukan hanya itu saja dalam pembuang Apem ini, adanya anak sangai yang dihias seperti pengantin yang ada saat kegiatan ini berlangsung. Tradisi ini kami nilai sebagai adat budaya yang memiliki keunikan tersendiri,\" singkatnya. (oce)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: