Partisipasi Pilkada BU Diatas Rata-Rata Nasional
ARGA MAKMUR RU - Tantangan KPU Bengkulu Utara (BU), di penyelenggaraan Pilkada Serentak 2020, patut diacungi jempol. Kontestasi Pilkada dengan calon tunggal yang menempatkan KPU BU di barisan 25 KPU kabupaten/kota se Indonesia, bisa dilalui dengan angka partisipasi mata pilih yang maksimal. Torehan angka partisipasi nyaris 80 persen atau tepatnya 77,68 persen itu, nyatanya di atas rata-rata nasional di angka 77,50 persen. Padahal, KPU BU, mesti berjibaku dengan fakta \"perlawanan\" pada calon tunggal yang sangat memungkinkan berpengaruh ke tingkat partisipasi masyarakat. Sangat berbeda dengan ratusan penyelenggara pemilihan tahun ini, khususnya bagi mereka yang tanpa calon tunggal. Otomatis, kedua kontestan akan berupaya maksimal mempengaruhi konstituennya untuk nyoblos ke TPS. Divisi Sosialisasi Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat dan Sumber Daya Manusia (Sosdiklih, Parmas dan SDM) KPU BU, Rama Diandri, S.I.Kom, kepada Radar Utara menyampaikan apresiasi sekaligus terimakasih kepada masyarakat, jajaran penyelenggara hingga lintas stake holder yang berpartisipasi langsung dan tidak langsung, sehingga penyelenggaraan pemilihan kepala daerah yang tersebar di 637 Tempat Pemungutan Suara (TPS) \"Meski hanya dengan satu pasangan calon bupati dan wakil bupati, angka partisipasi pemilih di Kabupaten Bengkulu Utara mencapai 77,68 persen. Ini berarti capaian partisipasi pemilih ini melampaui target partisipasi pemilih secara nasional yang ditetapkan 77,50 persen oleh KPU RI,\" kata Rama Diandri, disadur dari akun facebook Rama Diandri miliknya, dengan latar spanduk Rapat Pleno Rekapitulasi Terbuka dan Penerapan Hasil Penghitungan Suara Tingkat Kabupaten Bengkulu Utara, kemarin. Upaya-upaya massif, lanjut Andre, sapa akrabnya, diakuinya harus dilakukan lebih intens. Bukan hanya dihadapkan dengan ancaman angka partisipasi lantaran calon tunggal. KPU juga dihadapkan dengan kemelut pandemi Covid-19 yang menjadi momok di masyarakat hingga berimplikasi pada psikis masyarakat yang mau tak mau tetap dihadapkan dilematis yakni persoalan kesehatan dan ekonomi. Belum itu saja, kata dia, tingkat curah hujan yang tinggi, bisa jadi turut menambah keengganan pemilih datang ke TPS. \"Tapi pemilih selaku pemegang kedaulatan politik di pemilihan, tetap memberikan dukungan nyatanya yang kami nilai yakin, dengan standar protokol kesehatan ketat yang diberlakukan dan diawasi maksimal pula oleh lintas sektor, seperti TNI-Polri serta Satgas Penanganan dan Pencegahan Covid-19. Saat ini, selain kami pun berdoa, agar semua tahapan di seluruh tingkatan berjalan baik dan sukses. Juga berdoa agar kita semua, dalam keadaan sehat, karena itu yang paling terpenting,\" harapnya memungkas. (bep)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: