Pratu Ade, Putra Bengkulu Utara di Kopassus

Pratu Ade, Putra Bengkulu Utara di Kopassus

ARGA MAKMUR RU - Kegagalan adalah motivasi terbaik, benar adanya. Kata bijak itu, sepadan dengan cerita perjuangan Ade Septiansyah Putra. Pria kelahiran Arga Makmur, 3 September 1992 yang mengenyam SLTA di SMA 1 Lais itu, kini menjadi prajurit elit TNI berpangkat Pratu. Dia tergabung di Komando Pasukan Khusus atau Kopassus. Rencananya, pekan ini dia akan melepas masa lajangnya. Dandim 0423 Bengkulu Utara (BU), Letkol Inf Agung Pramudyo Saksono, S.Sos, M.Si, saat dikonfirmasi Radar Utara tak menyangkal prestasi itu. Sebagai masyarakat TNI, Dandim mengaku sangat bangga melihat putra daerah terbaik, berhasil tergabung dalam salah satu pasukan elit Tentara Nasional Indonesia (TNI) itu. Maklum, bukan satu hal yang mudah, untuk seorang prajurit bisa tergabung dalam salah satu pasukan khusus Indonesia yang disegani dunia itu. \"Betul, Pratu Ade adalah salah satu putra daerah terbaik. Saat ini ia tergabung di Kopassus. Pekan ini akan menggelar pernikahan,\" kata Dandim Agung, kemarin. Secuil perjuangan Pratu Ade, turut disampaikan Dandim. Prajurit Tamtama yang lulus 2014 itu, nyatanya diawali dengan kegagalan di tahun sebelumnya, 2013. Masih Dandim, saat itu Pratu Ade mengikuti seleksi Tamtama di Komando Daerah Militer (Kodam) II Sriwijaya, meski gagal. Sikap ksatria agaknya sudah ditampakkan Ade. Prajurit yang di tahun berikutnya berhasil lulus menjadi warga TNI itu, mengambil pendidikan Infantri di Bogor itu, tak patah arang. Kegagalannya di 2013, melecut ia mengikuti tes di Jakarta. Tepatnya di Rindam Jaya. Kegagalan yang jadi motivasi pun mengantarkan Pratu Ade menjadi terbaik kedua dalam seleksi tahun itu. Pendidikan Infanteri itulah yang menjadi awal Ade kepincut dengan pasukan khusus berbaret merah. Gerbong tes Kopassus yang dibuka kala itu, diikuti Ade. Serangkaian penyaringan ketat dilakoninya. Singkatnya, Ade dinyatakan lulus dan tergabung di pasukan yang memiliki slogan \"Lebih Baik Pulang Nama dari pada Gagal di Medan Tugas\" itu langsung bergeser markas. Ade beralih ke Markas Kopassus Cijantung di Jakarta Timur untuk mengisi formulir. Belum selesai. Ade yang baru lulus di 2014 itu pun langsung melakoni pendidikan khusus, sekolah terjun payung di Pusat Diklat Kopassus (Pusdiklatpassus) Batujajar, Bandung yang kemudian melanjut pendidikan komando 98 selama tujuh bulan, hingga 2015 dinyatakan lulus sebagai Prajurit Komando Pasukan Khusus (Kopassus). Sekolah dengan spesialisasi perhubungan, mengantarkan Ade kemudian berdinas di Serang dan tergabung di Batalyon 11 Grup 1 Koppasus. Pratu Ade sendiri, sempat menjalankan tugas-tugas khusus. Diawali penugasan di Poso tahun 2016 hingga Papua pada 2019-2020. \"Cerita itu saya harapkan menjadi motivasi tinggi bagi putra dan putri daerah. Untuk tidak terkungkung dalam perundungan berkepanjangan, ketika menemui kegagalan. Cerita ini tidak mesti, saya tujukan agar anak-anak mesti menjadi TNI saja. Tapi menjadi motivasi hidup, untuk bagaimana mampu memenej kesulitan, kesusahan dalam kegagalan, untuk bangkit dan menjadi terbaik,\" tekan Dandim memotivasi. Di tengah badai modernisasi yang sangat mungkin, bertujuan untuk mempengaruhi kualitas para anak muda yang notabene merupakan penerus bangsa, melalui aplikasi-aplikasi, video hingga platfom yang kini beragam sudah menjadi salah satu cermatan TNI terkait perang proxy atau Proxy War. Dandim mengimbau, kegandrungan sosial yang lantas menjadi sebuah komunitas, diharapkannya tetap dibentengi dengan motivasi-motivasi yang tinggi dalam diri pemuda. Penguatan iman dan taqwa, kata Dandim, sangatlah penting agar terlahir dan terjaganya generasi bangsa yang tidak hanya berkuallitas, tapi berintegritas. \"Semoga secuil profil Pratu Ade ini menjadi motivasi positif bagi kita semua, khususnya para pemuda-pemudi di daerah, bisa memiliki nilai-nilai optimisme yang tinggi. Sehingga senantiasa kreatif, inovatif dan berdaya saing serta berintegritas. Karena perkembangan teknologi tidak akan mampu kita cegah, tapi harus dibarengi dengan filter diri, agar tetap menjadi manusia yang berjati diri, beriman dan cinta tanah air,\" pungkas Dandim yang juga sempat diterjunkan saat Darurat Militer dalam Operasi Penumpasan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) itu. (bep)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: