Status Bimex Jadi Kendala Rencana Pembanguan Rel Kereta Api

Status Bimex Jadi Kendala Rencana Pembanguan Rel Kereta Api

  • Frentindo: Kerjasama Terus Kita Jajaki
BENGKULU RU - Status badan usaha Bengkulu Impor Expor (Bimex) menjadi salah satu kendala dalam rencana realisasi pembangunan rel kereta api, dari Pulau Baai Kota Bengkulu menuju Kota Padang Kabupaten Rejang Lebong. Meskipun demikian kerjasama dengan sejumlah pihak untuk pembangunan proyek strategis nasional itu tetap terus dijajaki. Direktur Utama Bimex, Ir. Frentindo mengatakan, untuk saat ini cuma status badan usaha Bimex inilah yang menjadi kendala. Karena sama-sama diketahui Peraturan Daerah (Perda) perubahan status ini belum rampung dibahas Pansus di DPRD Provinsi Bengkulu. \"Meskipun demikian, kita terus menjajaki rencana pembangunan rel kereta api tersebut,\" ungkap Frentindo. Menurutnya, pembangunan rel kereta api, Bimex sebagai investor yang dalam perjalanannya nanti tetap menggandeng investor dari luar. \"Sebelumnya penjajakan kerjasama sudah dilakukan dengan Pasific Group, tapi karena sesuatu hal ditambah kondisi pandemi Corona Virus Disease (Covid-19), kerjasama itu tidak bisa dilanjutkan,\" kata Frentindo, Rabu (21/10). Sehingga, lanjut Frentindo, atas saran dari Pemprov, pihaknya komunikasi dengan PT. POS Group. Sedangkan dengan PT. Trans Rentang Nusantara (TRN) sudah dilakukan, yang sejauh ini telah tertuang dalam nota kesepahaman. \"Kita menargetkan Desember mendatang, kerjasama dengan PT. POS Group ini juga bisa dituangkan dalam nota kesepahaman juga,\" ujarnya. Disisi lain, Frentindo menambahkan, sebenarnya terkait rencana pembangunan rel kereta api itu, juga ada investor dari Australia dan Belanda yang tertarik. \"Sayangnya mereka tidak bisa ke Indonesia, lantaran dilarang negaranya masing-masing. Yang melatarbelakangi karena pandemi Covid-19 ini, dimana sejumlah negara lain melarang warganya masuk ke Indonesia,\" bebernya. Lebih jauh dikatakannya, pembangunan rel kereta api ini termasuk proyek strategi nasional, maka dari itu pihaknya juga menargetkan dapat terealisasi segera. \"Sejauh ini untuk Feasibility Study (FS) atau studi kelayakan sudah ada. Untuk pembangunan rel kereta api ini total anggaran yang dibutuhkan sekitar Rp 27 triliun, khusus rel kereta apinya saja sekitar Rp 13,5 triliun,\" demikian Frentindo. (tux)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: