Pantau Pangkalan, Permintaan LPG 3 Kg Meningkat
BENGKULU RU - Permintaan Liquified Petroleum Gas (LPG) 3 Kg bersubsidi atau yang lebih dikenal dengan sebutan gas melon di tengah-tengah masyarakat, beberapa waktu terakhir diketahui mengalami peningkatan. Ini terungkap dalam pemantauan yang dilakukan PT Pertamina Sumbagsel ke sejumlah agen dan pangkalan LPG dalam wilayah Kota Bengkulu, Rabu (14/10). Pemilik Pangkalan LPG JK, Joko Wiyono mengatakan, meningkatnya permintaan LPG 3 Kg ini terjadi pasca hari raya Idul Adha lalu. Kalau sebelum itu, dari 100 tabung pasokan setiap harinya, palingan yang habis terjual 70 persennya. \"Tapi beberapa waktu terakhir dari total 100 tabung yang dipasok, setiap hari selalu habis,\" ungkap Joko. Menurutnya, bagi masyarakat yang ingin membeli LPG 3 Kg di pangkalannya, selalu dibekali kartu. Biasanya bagi masyarakat yang sudah menjadi langganan, biasanya mengambil kartu pagi. \"Sore hari barulah mereka mengambil LPG 3 Kg. Kalau pasokan sudah habis, saya selalu menawarkan LPG non subsidi pada masyarakat, baik yang 12 Kg ataupun 5,5 Kg,\" kata Joko. Sementara itu, Sales LPG PT Pertamina Area Manager Lampung-Bengkulu, Donny Brilianto menyampaikan, kelangkaan yang dikabarkan sebenarnya harus diluruskan. \"Karena dari pantauan yang kita lakukan, banyak faktor penyebab masyarakat mengeluhkan sulitnya mendapatkan LPG 3 Kg. Faktor itu sebagaimana yang kita dengar bersama tadi, adanya peningkatan permintaan,\" sampainya. Kemudian, lanjut Donny, dampak dari pandemi Covid-19 yang menyebabkan bertambahnya masyarakat Miskin Baru (Misbar). Misbar ini sendiri akibatnya bermacam-maca, ada karena PHK sehingga beralih profesi sebagai pedagang. \"Kemudian ada juga masyarakat bermigrasi, jika selama ini membeli LPG 12 Kg beralih ke 3 Kg,\" jelas Donny. Namun, sambungnya, terkait masalah ini PT Pertamina sudah melakukan antisipasi. Dimana sejak Juli lalu sudah dilakukan penambahan pasokan yang secara konsisten diberikan. \"Sehingga tidak terjadi kekosongan di pangkalan. Makanya dalam kesempatan ini kita mengimbau agar masyarakat dapat membeli LPG itu dipangkalan resmi saja, karena dalam pengawasan kita,\" ujarnya. Dibagian lain, Region Manager Communication, Relation & CSR PT Pertamina Sumbasel, Dewi Sri Utami mengatakan, pemantauan yang dilakukan pihaknya untuk mengetahui sejauh mana pasokan LPG ditingkat jalur distribusi, terutama yang dibawah pengawasan PT Pertamina. \"Dari pantauan ini untuk dipangkalan harga jualnya masih sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) yakni Rp 15.300. Kalau ada pangkalan yang menjual lebih dari iut, bisa laporkan secara langsung dengan kontak center 135,\" singkat Dewi. (tux)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: