Lumbung Emas Itu Kini Tak Lagi Berjaya
Reporter:
Redaksi|
Editor:
Redaksi|
Senin 08-06-2020,11:50 WIB
- Mengunjungi Batavia Kecil di Bengkulu Utara
MESKI dikenal sebagai lumbung emas, namun kini keberadaan batu emas di Desa Lebong Tandai sudah mulai berkurang. Lalu berapa kini pendapatan warga dari menambang batu emas di lokasi ini? Simak laporan berikut;
Oleh :
SUHENDRA FA
Setelah masa penjajahan kolonial berakhir, keberadaan tambang emas modern di Lebong Tandai-pun ditinggalkan begitu saja. Sejumlah penduduk asli, mulai merangsek ke kawasan itu, baik untuk menguasai dan menjarah peninggalan penjajah, bahkan ada juga meneruskan penambangan emas secara tradisional.
Situasi ini berlangsung cukup lama. Hingga pada akhirnya, di tahun 1981 tepat pada masa pemerintahan Presiden Soeharto. Pemerintah memberikan izin pertambangan kepada PT Lusang Mining.
Pertambagan secara modern-pun kembali dilakukan, sejumlah fasilitas pertambangan dan kamp-kamp karyawan dibangun kembali dan masyarakat yang sebelumnya menambang secara tradisional akhirnya diungsikan ke sejumlah daerah dengan dalih dampak kesehatan. Pertambangan itu-pun sempat berlangsung belasan tahun, hingga akhirnya di tahun 1995, PT Lusang Mining meninggalkan tempat ini dan kawasan tambang emas kembali dikuasai masyarakat dan menjadi sebuah desa yang disebut Lebong Tandai.
Hampir merata, seluruh penduduk desa inipun hingga saat ini berprofesi sebagai penambang emas tradisional. Hanya saja, sejumlah penambang emas setempat mengaku, keberadaan sumber daya emas di kawasan Lebong Tandai, mulai menipis. Belum lagi, lokasi penambangan juga sudah mulai jauh dari lokasi permukiman.
H. Sulaiman salah seorang tokoh masyarakat mengaku, jika dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir ini, emas yang didapatkan para penambang emas tak lagi banyak. Dulu setiap kali masyarakat menambang selalu mendapatkan hasil emas. Namun, belakangan ini, para penambang harus menerima hasil nihil dari penambangan emas itu.
\"Rata-rata, penghasilan penambang emas hanya Rp 150.000 - Rp 200.000 per hari. Bahkan ada juga yang tidak dapat apa-apa. Pendapatan mereka itu juga belum termasuk pendapatan bersih, karena harus dipotong biaya rokok, makan ketika berada di lokasi pertambangan dan juga biaya sewa gelundung (alat pemisah butiran emas,red) sebesar Rp 15 ribu per hari.
Terkadang untuk biaya sewa gelundung juga tidak cukup satu hari. Ada yang sampai dua hari juga. Dengan besarnya biaya modal tersebut, artinya penghasilan penambang saat ini, hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari saja,\" jelasnya.
Sulaiman memebeberkan, pertambangan emas pada saat PT Lusang Mining menguasai kawasan itu, dalam dua minggu sekali, kurang lebih bisa menghasilkan 3 balok emas, dengan berat dalam satu baloknya kuraang lebih seberat 30 Kg.
\"Saya, dulu kerja di PT Lusang Mining, sebagai satpam. Jadi, sedikit banyak saya tahu hasilnya. Tapi karena ketika itu, pihak perusahaan menilai emas disini sudah tidak lagi banyak. Makanya sebelum izin penambangan mereka habis, merke sudah meninggalkan tempat ini dan sekarang tinggal masyarakatlah yang meneruskan dan mengambil sisa-sisa emas yang ada ini,\" jelasnya.
Hanya saja, meski hanya sisa-sisa penambang pendahulunya, hasil emas di Lebong Tandai yang ditambang secara tradisional itu pernah berada di puncak kejayaan. Dimana, setiap penambang hampir setiap menambang pasti mendapatkan emas.
\"Tapi itu dulu, setelah PT Lusang Mining pergi.
Yang mana setiap bongkahan batu emas yang para penambang ambil, bisa dipastikan ada kandungan emasnya. Tapi, saat ini sudah sangat sulit untuk mendapatkan batuan emas tersebut,\" ujarnya.
Hanya saja, meski pihaknya nilai pertambangan emas ini sudah sangat minim hasilnya. Para penambang tetap akan terus menambang. Sebab, menurut Sulaiman, para pelaku penambang emas ini sangat sulit berpindah profesi pada pekerjaan lain, baik itu pertanian maupun bekerja di sebuah perusahaan.
\"Kalau sudah menambang, jarang sekali mau bekerja yang lain. Tapi, meski hasilnya tidak seberapa, terkadang jika lagi musim dan rejekinya ada, sesekali mereka masih numbur (menemukan urat emas,red). Jika sudah numbur, hasilnya juga akan sangat lumayan, 1 sampai 5 gram. Tapi, memang sangat jarang terjadi untuk saat ini,\" pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: