Diduga Keracunan Nasi Bungkus, Puluhan Warga Dirawat
ARGA MAKMUR RU - Diduga keracunan makanan berupa nasi bungkus yang dibeli secara online, puluhan warga yang terdiri dari guru SDIT Ruhul Jadid, guru RA IT Al Ihsan dan pegawai Puskesmas Kemumu, Sabtu (15/2) terpaksa harus dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah Arga Makmur dan Rumah Sakit Charitas untuk mendapatkan perawatan dari tim medis. Berdasarkan keterangan dari Kepala Dinas Kesehatan Bengkulu Utara, Samsul Maarif, SKM, M.Kes melalui Kabid Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P), Ujang Ismail, SKM, M.Ph, kejadian bermula dari sejumlah korban yang memesan makanan berupa nasi bungkus ke salah satu katering yang menjajakan jualannya melalui Facebook yang beralamat di Desa Karang Suci, Kecamatan Arga Makmur pada Jumat (14/2) kemarin dan barang yang diterima dalam keadaan baik-baik saja. Hanya saja, setelah menyantap nasi kurang lebih 4 sampai 6 jam puluhan warga tersebut malah menunjukan gejala keracunan sehingga harus menjalani perawatan. \"Kita sudah mendapat informasi terkait adanya kejadian luar biasa keracunan pangan ini, dimana para korban rata-rata mengalami demam tinggi, menggigil, muntah, diare, sakit kepala dan nyeri di sekujur badan, setidaknya ada 10 orang yang mendapatkan perawaran di RSUD Arga Makmur dan RS Charitas,\" ungkapnya. Dilanjutkannya, berdasarkan dari laporan surveilans Dinkes BU, akibat kejadian ini, sementara ada 19 orang korban yang diduga keracunan makanan. \"Mulai terjadinya, berdasarkan hasil pelacakan epidemiologi adalah pada hari Jumat, 14 Februari 2020 yang bersumber dari laporan petugas surveilans Puskesmas Kemumu. Setelah mendapat laporan dari keluarga korban, dilakukan penyelidikan epidemiologi dan hasilnya, 19 orang mengeluh pusing, sakit kepala, demam, mengigil, badan terasa nyeri, mual, muntah dan diare,\" bebernya. Berdasarkan hasil wawancara pada penderita, yang tersebar di Puskesmas Arga Makmur, Kemumu dan Puskesmas Perumnas, diduga penyebabnya adalah keracunan makanan. Ujang menambahkan, berdasarkan keterangan dari para korban, diketahui kondisi makanan yang diterima oleh mereka dalam keadaan panas dan tidak menimbulkan bau basi, sehingga mereka tidak menaruh curiga dan langsung melahap makanan tersebut. \"Kondisi makanan yang diterima oleh para korban dalam keadaan baik dan layak untuk dimakan, bahkan masih dalam keadaan panas,\" tambahnya. Untuk itu, pihaknya juga sudah mengirimkan sampel makanan yang diduga menjadi penyebab keracunan ke BPOM Bengkulu, namun karena waktu libur sehingga proses tersebut belum bisa dilaksanakan. \"Kita sudah mengirimkan sampel makanan yang diduga menjadi masalah, namun kemungkinan baru bisa hari Senin hasilnya keluar karena tengah memasuki waktu libur kantor,\" jelasnya. (mae)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: