Komite SMPN 13 Segera Dipanggil Polisi
MUKOMUKO RU - Penyidik Kepolisian Polres Mukomuko, dalam satu minggu ini segera melakukan pemanggilan pihak - pihak terkait. Diantaranya Komite dan pihak SMPN 13 Mukomuko. “Besok (hari ini), surat pemanggilan pihak – pihak terkait kita terbitkan,” tegas Kapolres Mukomuko, AKBP. Andy Arisandi, SH, S.Ik, MH melalui Kasat Reskrim, AKP. Musrin, S.Ik, ketika dikonfirmasi kemarin. Rencana pemanggilan pihak – pihak terkait tersebut, kata Kasat Reskrim, baru sebatas konfirmasi terkait pembangunan pagar di SMPN 13 Mukomuko yang roboh tersebut. “Pemanggilan pihak – pihak terkait itu, baru sebatas konfirmasi dulu,” katanya. Sementara itu, masyarakat di Kecamatan XIV Koto sekaligus mantan anggota DPRD Mukomuko, Rusman Aswardi mengapresiasi jika pihak keposian menanggapi cepat keluhan masyarakat. Menurutnya, keluhan masyarakat khususnya wali murid tidak harus ada laporan resmi. “Saya apresiasi langkah awal yang akan dilakukan pihak kepolisian. Informasinya akan menyelidiki terkait robonya pagar SMPN 13 Mukomuko yang berlokasi di Desa Lubuk Sanai tersebut,” bebernya. Menurut Rusman, Komite dan SMPN 13 Mukomuko harus bertangung jawab. Karena bangunan itu adalah sumbangan wali murid. Tidak serta merta mengklaim itu musibah. “Nah, disinilah nantinya harapan kami. Jika turunnya pihak kepolisian yang melibatkan tim ahli. Dimana nantinya akan diketahui sebenar - benarnya. Apakah itu adanya dugaan kesalahan kontruksi atau lainnya,” katanya. Diakui Rusman, wali murid banyak mengeluhkan robohnya pagar tersebut, karena belum ada itikad baik dari pihak sekolah dan komite selaku pihak yang bertanggung jawab dalam pembangunan pagar sejak dua tahun terakhir. Dan pembangunan itu dananya dari wali murid. “Itu dananya murni dari wali murid. Jadi wajar saja jika wali murid mendesak supaya pihak pengelola dapat bertanggung jawab,” desaknya. Hal yang sama juga diungkapkan, Rustam, bahwa untuk mewujudkan pembangunan pagar itu setiap murid dipungut Rp 100 ribu. “Anak saya naik kelas dua saat ini. Artinya sudah menyumbang Rp 200 ribu,” ujarnya. Disampaikannya, pelajar di sekolah itu mencapai ratusan orang. Rustam mendesak bangunan itu kembali dibangun. Karena, jumlah uang yang dipungut dari masing – masing pelajar cukup besar. “Kalau saya menilai, untuk bangunan pagar itu saja, uang yang ada lebih dari cukup dan telah dipungut setiap tahunnya dan setau saya hanya dibahas dan diperuntukan bangunan pagar sejak dua tahun terakhir. Yang jelas kami minta kembali dibangun,” pungkasnya. (rel)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: