Molor, Penyaluran Dana BPNT Hingga Januari 2020
ARGA MAKMUR RU - Mengendapnya dana Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Kabupaten Bengkulu Utara (BU) selama 3 bulan terhitung Oktober, November dan Desember Tahun Anggaran (TA) 2019, menyebabkan kerja penyaluran kepada 22.022 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) pun molor. Memasuki 2020, proses penyaluran program migrasi Rastra itu, belum juga tuntas. Bulog sendiri, harus menyalurkan hingga di malam pergantian tahun. Hingga Rabu, 1 Januari 2020, pantauan Radar Utara, dari 18 kecamatan sasaran pendistribusian, minus Kecamatan Enggano, masih ada delapan kecamatan yang belum terdistribusi. Maklum, anggaran dengan nilai Rp 7,2 miliar yang berada di Bank Mandiri itu, baru disalurkan mulai 27 Desember atau 4 hari sebelum pergantian tahun anggaran. Kepala Gudang Bulog Baru (GBB) Taba Tembilang, Khairudin, SP melalui Krani Gudang, Robert Firdaus, saat disambangi RU menyampaikan, pihaknya masih melakukan pendistribusian. Dengan sebaran pendistribusian di 18 kecamatan, Robert menyampaikan hari libur tetap melakukan pengiriman. \"Masih, Mas. Kita mengejar sesuai dengan proyeksi waktu distribusi. Makanya, tanggal merah pun tetap kerja,\" ungkap Robert terkait distribusi BPNT Oktober-Desember 2019 yang dimulai 27 Desember itu. Sebagai pihak yang digandeng, Robert menegaskan Bulog memiliki kewajiban menyediakan komoditi program sesuai dengan kriteria serta acuan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang telah ditetapkan. Adapun HET penyaluran saat ini di angka Rp 11 ribu per kilogramnya. Dengan kualifikasi beras premium. Bukan medium, yang digunakan saat program Rastra. \"Besok, kita mulai mendistribusikan ke wilayah-wilayah yang relatif jauh dan sesuai zona. Karena distribusi dilakukan dengan mempertimbangkan link antar wilayah, sebagai pertimbangan efektifitas pendistribusian,\" ungkapnya. Kepala Dinsos BU, Suwanto, SH, turut menyampaikan, pendistribusian yang tengah berjalan saat ini, diproyeksi untuk harus rampung hingga Sabtu pekan ini. Dia juga mengaku, tengah mengevaluasi pelaksanaan program, yang akan berlanjut di tahun ini. \"Beberapa catatan, mulai dari teknis pendistribusian, teknis administrasi hingga perbankan, menjadi fokus kita. Tujuannya, untuk pelaksanaan program yang lebih baik,\" pungkasnya. Sekadar menginformasikan, BPNT periode 2019 yang \"dirapel\" tiga bulan itu, menyedot beras jenis premium sebanyak 276,6 ton. Dengan HET Rp 11 ribu per kilogramnya, praktis total Rp 7,2 miliar itu digunakan Rp 3,2 miliar untuk pengadaan beras. Sisanya untuk komoditi lain yakni telur. Sebaran program, hingga Rabu (1/1), baru 10 kecamatan, minus Air Padang, Putri Hijau, Pinang Raya, Batiknau, Ketahun, Giri Mulya, Ulok Kupai dan Napal Putih. Rencananya mulai didistribusikan hari ini. (bep)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: