Gegara Sisrut, Pasien Puskesmas Nyaris ‘Bertemu Israil’
Reporter:
Redaksi|
Editor:
Redaksi|
Selasa 17-12-2019,11:58 WIB
- Efri: Masyarakat Butuh Pelayanan Cepat!
PUTRI HIJAU RU - Ketua Umum Himpunan Pemuda/i Ketahun, Putri Hijau, Napal Putih, Ulok Kupai, Marga Sakti Sebelat dan Pinang Raya (Himpadi Ketrina), Rien Efriandi, SIP mengungkapkan kekesalan dan kekecewaannya.
Efri menilai, pelayanan maksimal, cepat dan tepat yang digaungkan oleh Pemkab BU dan Pemprov, belum dirasakan oleh masyarakat lapisan bawah khususnya di tingkat desa dan kecamatan.
Seperti halnya, kata Efri, desakan masyarakat agar Pemkab BU dan Pemprov Bengkulu, melakukan perbaikan atau evaluasi terhadap aturan, Sistem Rujukan Terpadu (Sisrut) yang diakses secara online, tak kunjung menunjukan hasil positif dan konkret.
Pasalnya, menurut Efri, sejak sistem rujukan itu diterapkan oleh Rumas Sakit (RS) hingga Puskesmas, banyak nyawa yang terancam melayang khususnya bagi pasien gawat darurat atau sekarat.
Hal ini dibuktikan oleh Efri belum lama ini, Ia melihat dan menyaksikan langsung kondisi pasien di Puskesmas Perawatan Sebelat dalam keadaan gawat darurat dan membutuhkan tindakan medis segera di RS yang lebih besar di Provinsi maupun Kota Bengkulu, namun tidak segera tertangani dengan cepat alias terlantar akibat proses rujukan yang harus terdaftar secara online.
\"Miris dengan pelayanan seperti ini. Saya melihat langsung pasien di Puskesmas dalam kondisi sekarat tapi belum bisa dirujuk hingga beberapa jam karena sistem rujukan yang diharuskan tersambung dari Puskesmas ke RS.
Masyarakat itu butuh penanganan cepat dan fleksibel. Tidak dengan aturan yang mengancam nyawa pasien. Bahkan yang lebih mengecewakan lagi, setiap pasien yang dirujuk dari Puskesmas tapi belum tersambung dengan sistem tersebut, tidak ada RS yang mau menerimanya.
Dimana letak kemanusiaan pemerintah?,\" tegas Efri dengan nada kesal.Dengan demikian, kata Efri, Pemkab dan Pemprov harus melakukan evaluasi dan segera mendorong perbaikan terhadap sistem tujukan itu.
Jika tidak, kata dia, sistem tersebut bisa menjadi salah satu faktor yang menimbulkan kematian pasien dan memicu terjadinya konflik antara keluarga pasien dengan pihak Puskesmas.
\"Ini menyangkut pelayanan masyarakat dan nyawa manusia. Pemda dan Pemprov harus melakukan perbaikan sistem ini. Tolong beri kebijakan khusus kepada pasien yang dalam keadaan sekarat.
Jangan bebani masyarakat dengan pelayanan yang ruwet, gara-gara sistem ini pasien bisa mati. Aturan yang digunakan oleh pemerintah ini, tidak bisa menggantikan nyawa seseorang yang hilang,\" kesal Efri.
Terpisah, desakan senada juga disampaikan oleh Kadun III Desa Kota Bani, Wawan. Ia sangat tidak setuju dengan aturan rujukan pasien yang menggunakan Sisrut tersebut.
Wawan mengaku kecewa dengan Sisrut yang dianut oleh Puskesmas untuk merujuk pasiennya ini. Gara-gara sistem tersebut, kata Wawan, beberapa warganya yang sekarat, nyaris nyawanya tidak tertolong.
\"Bayangkan saja, ini terjadi kepada anggota keluarga kalian. Ada warga kami dalam kondisi sekarat dan butuh tindakan cepat, saat akan dirujuk dari Puskesmas, belum bisa dan terlantar hingga beberapa jam lamanya. Ini disebabkan oleh Sisrut itu.
Puskesmas sudah berusaha mengolah sistem tersebut, namun pihak RS yang di kota tidak merespon. Ini bukti kalau RS di daerah kita, tidak siap mengelola atau menjalankan sistem tersebut. Pemerintah harus segera memperbaikinya,\" tambah Wawan.
(sig)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: