Biosoy, Kedelai Rakitan Balitbangtan yang Siap Membumi
SEJAK diluncurkan pada akhir Agustus lalu, Kementerian Pertanian (Kementan) menunjukkan keseriusannya dalam mendiseminasi atau menyebarluaskan Kedelai Biosoy rakitan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan). Hal tersebut dapat dilihat dari target tanam yang dilakukan Balitbangtan melalui beberapa unit pelaksana teknisnya. Untuk menuhi kebutuhan benih tahun 2020 mendatang, Balitbangtan tengah menanam kedelai biosoy di tiga daerah, yakni Kabupaten Majalengka seluas 2 hektar (ha), Kabupaten Kuningan seluas 1 ha, dan Kabupaten Bogor seluas 1 ha. “Akhir bulan ini ditargetkan sudah tertanam semua sehingga akhir tahun nanti bisa dipanen,” ujar Peneliti Balitbangtan, Dr Asadi di Balai Besar Litbang Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian (BB Biogen), Bogor, Senin (21/10/2019). Asadi menjelaskan, biosoy yang ditanam di tiga daerah tersebut nantinya akan menghasilkan benih penjenis atau breeder seeds (BS) untuk disebar ke lima provinsi melalui Balai Pengkajian Teknolog Pertanian (BPTP) Balitbangtan, yakni Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi Selatan. “Insya Allah Januari tahun depan mulai kita distribusikan ke BPTP di lima provinsi tersebut,” kata Asadi. Benih kedelai biosoy yang diterima masing-masing BPTP nantinya akan ditanam dalam dua musim. Pada musim tanam (MT) pertama masing-masing provinsi akan menanam di lahan seluas 5 ha. Sementara MT kedua, kedelai biosoy akan ditanam di 25 ha lahan milik para petani. Dengan adanya program perbanyakan benih ini, Asadi optimis kedelai biosoy dapat membumi sehingga manfaatnya dapat dirasakan oleh masyarakat luas. Sebelumnya, Menteri Pertanian Periode 2014-2019, Andi Amran Sulaiman meminta agar kedelai biosoy dimanfaatkan secara maksimal. Amran berpendapat, varietas unggul baru (VUB) ini memiliki potensi yang besar sehingga patut dibumikan. “Ini potensi hasilnya 3,5 ton per hektar, kalo ditanam di seluruh indonesia, dua tahun kita swasembada kedelai,” kata Amran usai pelepasan VUB kedelai biosoy di Bogor pada akhir Agustus lalu. Biosoy sendiri merupakan kedelai biji besar dengan potensi hasil hingga 3,55 ton per hektar dan memiliki stabilitas hasil yang luas di berbagai lokasi pengujian. Kelebihan lain dari kedelai ini adalah toleran penyakit karat serta memiliki ukuran batang yang besar dan kokoh yang dicirikan oleh diameter batang yang lebar. Hingga kini kedelai biosoy telah dikembangkan di sejumlah daerah seperti Grobogan, Yogyakarta, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Jambi, Sumatera Utara, Jawa Timur, Bali dan Sulawesi Barat. (litbang)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: