Pabrik Arang Beroperasi, Kades dan Camat Hanya Rekomendasi

Pabrik Arang Beroperasi, Kades dan Camat Hanya Rekomendasi

  • Asap Ngebul, Belum Ada Pembagian Masker
PUTRI HIJAU RU - Belum lama ini, usaha pengolahan cangkang sawit untuk dijadikan arang, ditemukan beroperasi di area perkebunan kelapa sawit yang berada di Desa Kota Bani Kecamatan Putri Hijau. Diduga, kegiatan usaha yang memproduksi arang dari bahan baku cangkang kelapa sawit ini, sudah berproduksi dalam kapasitas besar. Hal tersebut dibuktikan dari banyaknya kepulan asap yang dihasilkan dari kegiatan pengolahan cangkang dan belum diketahui pasti, pemiliknya itu. Dikonfirmasi RU, Kades Kota Bani, Zaidin, SIP, membenarkan adanya kegiatan pengolahan arang, berbahan dasar cangkang kelapa sawit tersebut. Namun disinggung detail soal kapasitas produksi, izin produksi hingga kajian limbah yang dihasilkan oleh kegiatan tersebut. Kades belum dapat menjelaskan secara rinci. Zaidin mengaku, pihak desa mengetahui kegiatan usaha pengolahan cangkang itu. Namun dalam konteks ini, Zaidin menegaskan, desa hanya memberikan rekomendasi kegiatan sesuai yang diajukan oleh yang bersangkutan. \"Memang ada, wilayahnya masuk Kota Bani. Pemilik kegiatan itu kalau ngak salah, atas nama koperasi PT Agricinal. Namun kami desa hanya mengeluarkan rekomendasi. Soal izin dan terkait kajian limbah, kita serahkan ke Dinas terkait di Pemkab BU yang berhak menanganinya,\" terangnya. Terpisah, Camat Putri Hijau, Sutrino, M.Pd, juga menyatakan hal senada. Ia sudah mengetahui adanya kegiatan pabrik pengolahan cangkang kelapa sawit menjadi arang yang masuk wilayah kerjanya. Namun soal detail izin kegiatan, Camat belum dapat menjelaskan secara rinci. \"Kabarnya, usaha itu (Pabrik Arang, Red) sama seperti yang di Ketahun. J elasnya, surat yang masuk ke kecamatan sebatas permohonan rekomendasi. Soal apakah sudah mengantongi izin apa belum, saya kurang paham. Untuk pastinya, kita akan jadwalkan guna memantau langsung kegiatan usaha yang berjalan di lokasi yang kabarnya milik perorangan itu,\" demikian Camat.
  • ISPA Mengancam, Belum Ada Pembagian Masker
SEMENTARA itu, asap pekat sudah beberapa hari terakhir ini, terus dirasakan warga. Khususnya pagi hari. Kondisi ini, imbas dari migrasi asap yang diduga akibat kebakaran hutan dan lahan di di Provinsi Riau dan juga kebakaran di dalam provinsi. Julisti Anwar, salah seorang warga di Kota Arga Makmur, mengaku kalau udara beberapa hari terakhir, cukup mengganggu pernapasan. Tak hanya anak-anak yang rawan diserang Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), Julisti sendiri mengaku, sudah mengalami batuk-batuk beberapa hari terakhir. \"ISPA jadi ancaman saat ini. Moga-moga para relawan reaksi cepat, diberikan kekuatan. Karena aksi sosial ini, sangat berat,\" kata Julisti, kemarin. Dia menilai asap pekat yang acap terjadi di pagi hari itu, disikapi dengan langkah dari stake holder terkait, mengantisipasi bahaya ISPA yang mengancam pengendara dan masyarakat. \"Ya setidaknya aksi simpatiklah. Karena gak mungkin juga, semuanya dikasih masker. Paling tidak, ada semacam aksi pembagian masker apa gitu,\" harapnya memungkas.
  • Jangan Bermain Api
TERPISAH, menyikapi peristiwa kebakaran lahan dan hutan (Karhutla) yang marak terjadi dan melanda dibeberaoa daerah di Indonesia tanpa terkeculai di Kabupaten BU tepatnya di Kecamatan Enggano. Kabid Damkar BU, H Hikman, SH, mengimbau masyarakat untuk waspada serta senantiasa melakukan pengawasan jikapun membakar sampah atau beraktifitas dengan menggunakan api. \"Kita imbau masyarakat berhati-hati dengan api ditambah musim kemarau yang kemungkinan menjadi waktu rawan kebakaran ini,\" ungkap Hikman. Ia meminta kepada segenap OPD maupun tempat yang menjadi fasilitas umum, untuk senantiasa menyediakan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) di kantor sebagai langkah pencegahan dan penanganan awal jika terjadi kebakaran. \"Hampir semua OPD dan fasilitas umum telah dilengkapi dengan APAR, kami tetap mengimbau tetap hati-hati dan waspada,\" harapnya. (sig/bep/mae)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: