Klaim BPJS Tak Cair, Obat RSUD Sering Kosong
Reporter:
Redaksi|
Editor:
Redaksi|
Kamis 25-07-2019,11:13 WIB
- Utang Obat RSUD Tembus Rp 5,5 M
MUKOMUKO RU - Informasi yang berkembang di tengah masyarakat menyebutkan, ketersediaan obat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Mukomuko, sering kosong. Hal ini menyebabkan keluarga pasien harus membeli obat di apotek yang ada di luar RSUD. Lantas apakah penyebab kosongnya stok obat di RSUD?
Saat hal ini dikonfirmasi RU, Rabu kemarin, Direktur RSUD Mukomuko, Tugur Anjastiko melalui Kepala Bidang Pelayanan Medis, Harnovi, tak menampik, beredarnya informasi tersebut. Ia menyebut, penyebab kosongnya stok obat lantaran utang RSUD ke supplier obat sudah mencapai Rp 5,5 miliar sehingga RS sulit untuk mengorder sejumlah merk obat yang dibutuhkan sebelum utang itu di lunasi.
\"Dari tahun 2018 sampai sekarang, utang khusus obat kita mencapai Rp 5,5 Miliar. Kita harap ada solusi dan segera terselesaikan,\" ujar Harnovi.
Menurutnya, utang ini merupakan kalkulasi dari akumulasi klaim RSUD ke Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan yang telah diajukan namun belum dibayar. Meski tak membeber secara detail alasannya, Ia pun mengaku, belum dapat berspekulasi lebih jauh terkait pelunasan utang obat ini.
\"Utang RSUD di salah satu penyedia, ada yang mencapai Rp 1 Miliar dan ada yang Rp 400-700 Juta. Untuk utang yang sudah banyak, kita meminta obat ke penyedia, sudah tidak mau memberikan sampai utang itu dibayar. Kalau ke penyedia lain yang tidak mempunyai utang banyak, masih ada toleransinya,\" tambahnya.
Lebih lanjut, ia menyampaikan, ketersedian obat di RSUD Mukomuko tidak semuanya kosong. Meski ada kekosongan, itu terjadi untuk beberapa jenis obat yang memang kesulitan untuk didapatkan karena terganjal persoalan utang ke pihak penyedia atau suplier.
\"Penyedia obat, ada sekitar 33 rekanan. Setiap penyedia, ada 10 atau 20 paket jenis obat. Kenapa terjadinya kekosongan obat karena utang kita ke penyedia melampaui tempo, baik batas jumlah ataupun waktu bahkan untuk tahun 2018, kita masih mempunyai utang,\" pungkasnya.
Saat dikonfirmasi Radar Utara melalui sambungan telpon selulernya sekira pukul 17.10 WIB Rabu sore kemarin. Kepala BPJS Kesehatan Mukomuko, Elva Elinda, tak menampik persoalan terkait dengan tunggakan klaim BPJS di RSUD Mukomuko yang sudah mencapai angka Rp 5,5 Miliar ini. Meski mengaku, kewenangan penuh terkait klaim itu berada di kantor induk BPJS di provinsi, namun Elva mengaku, sejauh ini pihaknya baru menerima konfirmasi bahwa ajuan klaim itu baru dilakukan oleh RSUD untuk Bulan Februari hingga Maret, tahun ini.
\"Benar, ada utang tertunggak senilai itu. Untuk Bulan April sampai Juni, belum ada ajukan atau klaim yang kami terima dari RSUD,\" katanya di ujung telpon.
Disinggung terkait kekosongan obat dan teknis lainnya terkait penyediaan obat. Secara tegas, Elva menyatakan, itu merupakan kewenangan managemen RSUD.
\"Wah, kalo soal penyediaan obat dan sebagainya. Saya kira, itu ranahnya managemen RSUD, kami hanya soal klaim itu saja dan nominal itupun, kami anggap angka sementara karena detail serta rincinya, belum kami terima secara lengkap dari RSUD,\" ujarnya.
(cw1)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: