Punya Malu, Ratusan Penerima PKH Mundur

ARGA MAKMUR RU - Kampanye malu dengan diri sendiri, sebelum dilakukan pemasangan stiker miskin oleh daerah, agaknya jauh lebih santun dan bijak. Bersamaan dengan validasi Basis Data Terpadu (BDT) yang sudah berakhir, ratusan orang yang sebelumnya menjadi sasaran Program Keluarga Harapan (PKH) di Bengkulu Utara (BU), memilih mundur karena malu dan sadar sudah tak layak menjadi sasaran program kemiskinan. Plt Kepala Dinas Sosial (Disnsos) BU, Suwanto, SH, menyambut apik langkah positif itu. Menurutnya, kesadaran untuk mundur menjadi barisan penerima program sosial bagi masyarakat yang sudah merasa mampu, merupakan wujud kampanye sosial yang patut diacungi jempol. \"Karena masih banyak orang yang lebih membutuhkan,\" ujar Suwanto, kemarin. Disinggung soal aksi pasang stiker miskin bagi setiap penerima program sosial? sama dengan pendahulunya, Ir Suharto Handayani yang saat ini menjabat Inspektur Inspektorat Daerah (Ipda), Suwanto menegaskan langkah itu adalah opsi terakhir. Khususnya, lanjut dia, bagi penerima program yang membandel, meski secara taraf ekonomi sudah sangat tidak layak menjadi sasaran program. \"Makanya teknis input BDT, diserahkan kepada desa. Selain ini merupakan alur yang memang sudah diatur sejak lama. Juga sangat mendukung, proses verifikasi dan validasi data yang dihasilkan pun menjadi sangat faktual,\" ungkapnya soal verifikasi data yang dilakukan persemester setiap tahunnya itu. Dia sendiri mengakui, dari 215 desa yang ada di daerah. Input data BPD berdasarkan petugas desa ke kabupaten, belum mencapai angka 30 persen. Padahal, kata dia, proses ini sangatlah penting. Desa harus aktif dan berani mengambil langkah agar data yang dihasilkan pun sesuai dengan kondisi di lapangan. \"Jangan sampai nanti pemerintah yang disalahkan. Karena proses awalnya dari desa, diteruskan ke pusat melalui daerah secara berjenjang,\" pungkasnya. (bep)

Sumber: