Di-PHP Pemda, Ratusan Petani Tangani Sendiri

Di-PHP Pemda, Ratusan Petani Tangani Sendiri

LAIS RU - Gagalnya tindakan Pemda Bengkulu Utara yang dinilai hanya Pemberi Harapan Palsu (PHP), menangani kerusakan irigasi induk, memantik reaksi petani dua Desa di Kecamatan Lais. Puncaknya Kamis (4/7) pukul 10. 00 WIB kemarin, ratusan petani asal Desa Kalbang dan Taba Baru pada turun ke lokasi irigasi induk. Ratusan petani bersama pihak desa bahu-membahu, melakukan perbaikan irigasi yang berlokasi di Desa Gunung Selan, Kecamatan Kota Arga Makmur, secara mandiri. Pantauan RU, tak satupun petani yang tergabung dalam kelompok absen dari aksi gotong-royong tersebut. Maklum saja, pasca tak berfungsi akibat banjir belum lama ini. Sikap Pemkab BU yang sempat menjanjikan untuk perbaian, malah tak kunjung ada kepastian. Akibatnya, ratusan hektare lahan persawahan pun gagal berfungsi. \"Kegiatan ini murni atas dasar keinginan para petani sendiri. Mereka sudah geram, lantaran tak kunjung ada perbaikan irigasi induk. Padahal irigasi induk itulah menjadi sumber untuk mengairi sawah warga. Makanya tak ingin semakin berlarut-larut, ratusan petani akhirnya sepakat melakukan gotong-royong,\" aku Peras, salah satu petani asal Desa Taba Baru. Terpisah, Kepala Desa (Kades) Kalbang, Syahmembi mengaku, sikap ratusan petani turun langsung memperbaiki irigasi induk, lantaran tak ingin aktifitas tanam padi tertunda cukup lama. Disisi lain juga sebagai wujud protes ke pemerintah daerah, akibat tak kunjung bersikap meski semula memberikan kabar baik soal perbaikan. \"Ratusan petani 2 desa ini sudah cukup lama menanti perbaikan. Karena OPD terkait di daerah telah menyebutkan soal perbaikan dan faktanya kembali ke petani itu sendiri,\" katanya. Ia menambahkan, sikap Pemda BU melalui OPD terkait yang dinilai PHP malah menghilangkan kepercayaan masyarakat atas pelayanan instansi tersebut. Apalagi, lanjut dia, intansi tersebut telah menyebutkan soal perbaikan sebelum terjadinya musibah banjir. \"Upaya kami pihak desa sudah cukup maksimal, agar disikapi oleh pemerintah daerah. Namun tampaknya memang harus yang terkena dampak, yang turun langsung. Dalam hal ini ratusan petani dari 2 desa ini,\" pungkasnya. (jho)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: