DAU Rp 900 Juta Untuk Penanganan SDN 6 Selagan Raya
MUKOMUKO RU - Akhirnya, Sekolah Dasar Negeri (SDN) 9 Selagan Raya mendapat perhatian dari pemerintah, setelah sebelumnya sempat ditolak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) atas pengajuan penanganan kondisi sekolah tersebut. Diketahui, sejak berdirinya sekolah itu tidak punya gedung permanen. Bahkan lantai pun tidak menggunakan semen halus, apalagi keramik. Dan tahun ini, pemerintah bakal mengucurkan anggaran yang bersumber dari Dana Alokasi Umum (DAU) sebesar Rp 900 juta untuk kegiatan pembangunan fisik di sekolah itu. Penggunaan DAU untuk sekolah tersebut, karena pengajuan pembangunan dari Dana Alokasi Khusus (DAK) ditolak Kemendikbud. Versi Kemendikbud, kondisi bangunan sekolah itu sudah bagus dan cukup. Sebagaimana terbaca pada sistem Data Pokok Pendidikan (Dapodik) yang diinput pihak sekolah. “DAK tidak tembus. Berkasnya paling atas kami letakkan saat pengajuan di Kemendikbud. Tapi ditolak dengan alasan tidak sesuai dengan Dapodik. Sehingga disetujui Bupati dan DPRD, menggunakan DAU APBD Kabupaten tahun ini,” jelas Kabid Pendidikan Dasar (Dikdas) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Mukomuko, Subaryadi, S.Pd, kemarin. Adapun total DAU yang dikucurkan sekitar Rp 900 juta. Terdiri Rp 700 juta untuk pembangunan tiga ruang kelas baru (RKB). Dengan target RKB sudah berlantaikan keramik. Kemudian pembangunan jamban sekitar Rp 200 juta. Dengan dana sejumlah itu, diprediksi hasil bangunan jamban yang dibangun sudah sangat layak. “Ini semua sedang dalam perencanaan. Tuntas perencanaan, secepatnya fisik dilelang dan dilaksanakan. Waktunya masih cukup,” yakinnya. Terkait pembangunan lanjutan untuk SDN tersebut. Subaryadi menyebut, akan diupayakan melalui anggaran DAK bidang pendidikan tahun anggaran 2020. Soal data di Dapodik, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Kemendikbud serta menyinkronkannya ke pihak sekolah. Sehingga ada peluang, untuk sekolah tersebut mendapatkan kucuran DAK tahun depan. “Pembangunan kekurangan gedung, kita upayakan, DAK diprioritaskan untuk tahun 2020. Sudah kita rundingkan dengan Kementerian. Kepsek sudah kita minta, perbaiki Dapodik, isi dengan yang benar. Sudah ada jalan, sesuai saran dari pihak Kementerian,” kata Subaryadi. Ia menambahkan, terpenting dalam membangun satu sekolah, dukungan penuh dari masyarakat setempat. Kemudian kesamaan visi dan misi dengan manajemen sekolah. Agar sekolah itu cepat maju, khususnya sarana dan prasarananya. “Seperti SDN 9 Selagan Raya, belum ada gedung permanen. Yang ada itu masih swadaya masyarakat. Padahal letaknya bukan di daerah pedalaman. Inilah perlu dukungan semua unsur,” pungkasnya. (rel)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: