Tinggal Digubuk, Saprudin Makan Dedaunan

Tinggal Digubuk, Saprudin Makan Dedaunan

POTRET kelam kemiskinan masyarakat masih terjadi di Bengkulu Utara (BU). Hidup di bawah garis kemiskinan, memaksa Saprudin harus tinggal digubuk yang tidak layak huni. Ironisnya lagi, untuk menyambung hidupnya, Saprudin terpaksa harus mengonsumsi dedaunan yang diperoleh dari di sekitar rumahnya. Bagaimana kondisi terkini warga Desa Jago Bayo, Kecamatan Lais ini? Simak laporan berikut; JHONY ISKANDAR - LAIS Jauh dari kesan sejahtera dan hidup sehat, kondisi inilah yang menggambarkan kehidupan Saprudin. Sudah 15 Tahun lamanya, Saprudin terpaksa tinggal di gubuk yang hanya berlapisi tikar. Ironisnya, selama 15 Tahun ini pula, pria yang saat ini menginjak usia 55 Tahun ini sama sekali belum mendapatkan bantuan apapun dari pemerintah. Disambangi di kediamannya kemarin. Rumah berlantai papan dan dengan leluasa dapat dilihat dari luar, karena bagian dinding kanan rumah sama sekali tidak tetutup, inilah tempat Saprudin menyambung hidup. Tanpa menggunakan baju, maklum saja, di rumahnya hanya ada 2 helai baju yang sudah tampak kumuh, Saprudin menyambut baik kedatangan kami. Diwakili oleh kerabatnya, Efrizal, kisah tentang perjalanan hidup Saprudin pun terungkap. Dikisahkan Efrizal, sebelum dapat kembali berkomunikasi jika ada warga yang menyambangi kediaman guna melihat kondisinya. Pria paruh baya ini memang mengalami keterbelakangan mental. Lagi-lagi dilatarbelakangi faktor ekonomi, selama 1 Tahun, Saprudin pun terpaksa dipasung. Karena dikhawatirkan, Saprudin akan kembali hilang dari kediamannya yang sempat terjadi beberapa tahun sebelumnya. \"Baru beberapa bulan terakhir, Pak Saprudin dapat kembali diajak berbicara. Sebelumnya memang Saprudin, sempat dipasung,\" aku-Efrizal. Efrizal pun tidak menampik, untuk menyambung hidup, Saprudin harus mengharapkan belas kasih warga sekitar. Bahkan jika jika tidak ada warga yang membantu, tak jarang Saprudin mengkonsumsi daun dan tumbuhan yang ia peroleh dari sekitar rumahnya. \"Kami juga tidak tega melihat kondisinya sekarang. Tetapi kami juga tidak dapat berbuat banyak, karena kondisi ekonomi kami juga tidak jauh berbeda dengan apa yang dialami Pak Saprudin,\" keluhnya. Ditegaskannya, Saprudin memang masih memiliki 2 saudara. Hanya saja, kedua saudaranya itu juga kondisi ekonomi sama sekali tak jauh berbeda. \"Kalau keluarganya, untuk bertahan hidup saja juga susah. Jadi sama sekali tidak dapat berbuat banyak. Paling hanya membantu memberikan asupan makanan, itupun tidak setiap hari diberikan kepada pak Saprudin ini,\" jelasnya. Disinggung perihal bantuan? Dengan tegas Efrizal mengaku, selama 15 Tahun hidup digubuk yang tampak tidak layak untuk ditempati. Tidak ada satupun bantuan dari pemerintah yang diterima Saprudin. Jangankan bantuan berupa uang, seperti penyaluran beras untuk warga miskin (raskin) saja tidak ada. Maklum saja, untuk memperoleh beras bersubsidi, tentu harus ditukar dengan uang tunai. \"Kalaupun ada bantuan, itupun dari masyarakat sekitar yang iba melihat kondisi Pak Saprudin ini,\" sesalnya. Lebih jauh dikatakan Efrizal, selain dari belas kasih warga sekitar. Untuk menyambung hidup, Efrizal mengaku, Saprudin harus mencari kayu bakar yang setelah terkumpul baru dapat diperjualbelikan. Ironisnya lagi, Efrizal menyampaikan saat kondisi Saprudin tengah terbaring sakit. Hanya obat-obatan yang diberikan dari tetangganya saja, yang dikonsumsi untuk kesembuhannya. \"Saya pribadi sangat berharap adanya respon dari pemerintah untuk memikirkan nasib warga, seperti pak Saprudin ini. Yang membuat kami sedih, jika tiba-tiba pak Saprudin dipanggil menghadap yang maha kuasa (Allah, swt). Kondisi keluarga yang tak jauh berbeda perekonomiannya, menjadi cambuk untuk peduli dan merubah hidup pak Saprudin,\" pintanya. Mengutip sila ke lima dari Pancasila \"Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia\". Semoga implementasi sila kelima, dapat benar-benar terwujud demi tidak muncul persepsi diskriminasi kepada masyarakat yang berada di bawah garis kemiskinan. (**)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: