Huni Gedung Darurat, Tetap Semangat Menimba Ilmu

Huni Gedung Darurat, Tetap Semangat Menimba Ilmu

  • Potret Pendidikan di Perbatasan BU-Lebong
PEMERINTAH Kabupaten (Pemkab) Bengkulu Utara masih harus berbenah diri. Tak hanya persoalan infrastruktur dasar, terutama akses jalan ke desa-desa. Sebagai aset pencetus pioner berkualitas, di bidang pendidikan pun dapat dikatakan belum tersentuh secara merata. Pasalnya, masih ada ditemukan sekolah-sekolah yang masih minim fasilitas penunjang dalam memaksimalkan proses belajar-mengajar. Terutama sekolah yang berada di wilayah perbatasan Bengkulu Utara (BU)-Lebong, seperti kondisi SD Negeri 112 Kabupaten Bengkulu Utara (BU). Bagaimana kondisi terkini sebenarnya sekolah yang berada tepat di jalur perbatasan ini? Simak laporan berikut: JHONY ISKANDAR - GIRI MULYA Senyum ramah siswa/i SDN 12 BU, menyapa kedatangan wartawan RU. Seakan terus ingin menggapai mimpi, meski kondisi sekolah yang berada di Desa Rena Jaya Kecamatan Giri Mulya ini serba kekurangan atau sangat minim fasilitas, namun tidak mematahkan semangat para pelajar di sekolah tersebut untuk menimba ilmu. Awal melangkahkan kaki masuk ke area sekolah belum lama ini, perbedaan sekolah ini dengan sekolah-sekolah pada umumnya di wilayah perkotaan pun sangat ketara. Maklum saja, dalam proses menimba ilmu setiap harinya, siswa/i sebagai pioner bangsa ini harus bersabung nyawa. Kondisi fasilitas sekolah terutama ruang belajar (rumbel), yang sudah tampak darurat lantaran didukung kondisi bangunan yang berpotensi ambruk akibat tak kunjung mendapatkan sentuhan perbaikan menjadi santapan sehari-hari para pelajar dan tenaga pendidik di sekolah tersebut. \"Ruangan ini terpaksa tetap kami gunakan. Maklum saja, kondisinya memang masih kekurangan ruang untuk dijadikan tempat belajar-mengajar. Ya mau tidak mau, tetap menggunakan gedung yang ada,\" kata Katimo, S.Pd selaku kepala sekolah, yang saat ini telah digantikan oleh Kolem, S.Pd. Ditemani oleh mantan kepala sekolah ini, pada salah satu ruang belajar, wartawan ini disuguhkan dengan pemandangan langit-langit gedung yang sudah dalam kondisi rusak parah. Pada bagian tengah ruangan, pihak sekolah pun sengaja meletakan sekat berlapisi triplek. Sekat-sekat inilah menjadi pemisah ruang kelas pelajar, demi kemaksimalan proses belajar-mengajar. Tak hanya persoalan gedung, yang kondisinya sudah darurat. Meubeler juga menjadi persoalan pendukung, yang harus diterima para pelajar demi terus menimbah ilmu. Seakan tidak mengenal apa itu darurat, pelajar yang notabene dari warga di perbatasan ini juga terpaksa harus mengunakan kursi dan meja yang sudah tidak layak digunakan akibat kondisinya sudah reot. \"Semangat para pelajar untuk menimbah ilmu, menjadi vitamin bagi kami selaku tenaga pendidik untuk semaksimal mungkin memberikan ilmu pengetahuan secara maksimal. Namun tetap saja, dengan kondisi sekarang tentu sangat tidak mendukung kemaksimalan proses belajar-mengajar. Kondisi ini juga sudah kami sampaikan ke daerah dan semoga saja ada respon positif yang diterima sekolah,\" pintanya. Sementara itu, Tukiman, S.Pd, selaku Kepala UPT Dispendik wilayah Kecamatan Padang Jaya, Giri Mulya juga tidak menampik atas kondisi fasilitas pendidikan di SDN 112 BU yang memang sudah seharusnya mendapatkan sentuhan pembangunan. Sebagai wujud upaya itu, pihaknya juga telah mengajukan usulan ke Dinas Pendidikan (Dispendik) Kabupaten Bengkulu Utara, dengan harapan agar ada perbaikan di sekolah tersebut. \"Sudah diusulkan, dan kabarnya akan diakomoodir pembangunannya. Namun untuk kepastian realisasinya, kami juga menunggu harapan itu. Karena memang, kondisi fasilitas penunjang kegiatan belajar-mengajar di sekolah itu, sudah darurat,\" tukasnya. (**)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: