Diduga Akan “Dijual”, Gadis Padang Kol Menghilang
Reporter:
Redaksi|
Editor:
Redaksi|
Rabu 23-08-2017,15:21 WIB
- Polisi Bakal Gelar Perkara
HULU PALIK RU - Diduga bakal dijual, Mekar (14 tahun) anak putus sekolah Desa Taba Padang Kol, Kecamatan Hulu Palik, yang sejak tanggal 12 Agustus 2017 lalu menghilang selama lima hari.
Informasi dihimpun RU, hilangnya Sulastri berawal, ketika pada malam jumat (12/8) itu dirinya dijemput seorang pria untuk diajak jalan. Pada saat itu, tidak ada kecurigaan sedikit pun dari neneknya yang selama ini mengasuh dan merawatnya, pasca ibunya Mekar meninggal dunia dan Ayahnya juga pergi merantau meninggalkannya sejak beberapa tahun yang lalu.
Namun tak disangka-sangka kepergian cucu kesayangannya pada malam itu tak kunjung pulang ke rumah. Hingga akhirnya dilakukan pencarian oleh kerabat korban dan pemerintah desa setempat selama 4 hari lamanya.
Hanya saja, upaya yang tengah dilakukan tersebut tidak kunjung membuahkan hasil dan Mekar (korban,red) tidak mampu terlacak keberadaannya.
Pada hari kelima, keluarga korban bersama kepala desa setempat, memutuskan untuk melaporkan kejadian hilangnya Mekar kepada pihak Mapolsek Kerkap. Berselang beberapa waktu setelah melaporkan, informasi keberadaan Sulatri dari sejumlah warga desa akhirnya masuk kepada pihak keluarga dan kepala desa, yang mana Mekar pada saat itu juga sempat pulang diantar menggunakan ojek atau Robema (motor gandeng,red).
Hanya saja korban mengurungkan niatnya untuk masuk ke rumah lantaran kondisi rumah neneknya yang selama ini menjadi tempat dirinya tinggal, tengah ramai didatangi oleh warga desa setempat.
Kepala Desa Taba Padang Kol, Masprizal ketika dikonfirmasi RU membenarkan hal itu, dirinya mengatakan setelah mendapatkan informasi kembalinya Mekar yang pada saat itu baru sampai di desa, langsung menyampaikan kepada pihak Mapolsek. Menyampaikan Mekar, sudah ditemukan dan pergi lagi ke arah Kota Arga Makmur menggunakan becak motor. Tak berselang lama pihak kepolisian dengan sigap-pun kembali menyampaikan kepada dirinya, bahwa Mekar sudah diamankan di Mapolres Bengkulu Utara.
\"Setelah kami tahu Mekar sudah diamankan, saya bersama keluarga Mekar langsung berangkat ke Polres dan menanyakan keberadaannya selama ini,\" ujarnya.
Namun lanjut Kades, keterangan yang disampaikan Mekar, selama ini tinggal di Gunung Selan, Kecamatan Kota Arga Makmur, tidak sesuai dengan fakta yang ada. Dimana rumah yang dirinya tunjuk dengan salah satu nama seseorang ketika dilakukan pengechekan di lokasi tidak ada nama yang bersangkutan.
Hanya saja, rumah yang dirinya akui memang benar menjadi tempat tinggalnya selama beberapa waktu ini.
\"Jadi nama pemilik rumah dan nama anak pemilik rumah tepat yang diakui Mekar untuk tinggal, tidak sesuai dengan nama pemilik asli rumah tersebut ketika dichek oleh pihak kepolisian ke Kades Gunung Selan. Jelas saja, itu menimbulkan kecurigaan bagi kami,\" bebernya.
Kades juga menambahkan, dari hasil keterangan Mekar, kepergiannya pada saat itu selama 2 malam sempat berada di Kota Bengkulu. Yang pada malam kepergiannya memang benar bersama seorang pria dan diajak ke Kota Bengkulu.
Hanya saja pada malam itu juga (malam Jumat,red) sempat pulang ke Kecamatan Hulu Palik tepatnya di Desa Padang Bendar dan pindah motor ikut seorang perempuan dan kembali diajak ke Kota Bengkulu dan tinggal di sekitar Pantai Panjang.
\"Kemudian di malam Sabtunya (13/8) seorang perempuan mengajak dirinya duduk di pantai. Tak berselang beberapa saat dirinya didatangi seorang pria dan perempuan yang mengajaknya pergi,\" tuturnya.
Dalam obrolan itu diceritakan Kades, Mekar ditawari pekerjaan oleh laki-laki yang menemuinya tersebut dan langsung diajak ke Desa Gunung Selan.
\"Memang benar rumah yang ditempati tersebut mengaku tengah membutuhkan karyawan untuk membantu usahanya berjualan ayam potong. Akan tetapi siapa saja yang mengajak dirinya selama ini dan apa tujuannya. Saya dan pihak keluarga belum bisa mendapatkan keterangan dari Mekar karena kondisinya masih shock,\" jelasnya.
Dari rangkaian keterangan tersebut, menurut Kades, kuat dugaan ada praktek penjualan anak di bawah umur. Pasalnya, dari lokasi tempat dirinya tinggal di Kota Bengkulu serta perjalanan selam dirinya pergi tersebut banyak keganjilan.
\"Kalau dirinya hanya pergi dengan satu Laki-laki, bisa saja memang laki-laki tersebut sudah berencana akan menikahinya. Namun dalam kejadian ini kan banyak orang terlibat di dalamnya,\" tutur Kades.
Terpisah Kapolsek, Kerkap IPDA Bharatungga Daruning Pawuri, STK ketika dikonfirmasi RU membenarkan hal itu. Namun demikian dirinya mengaku belum bisa menyampaikan secara gamblang motif hilangnya Mekar selama 5 hari tersebut merupakan aksi Human Trafficking.
\"Yang jelas, tunggu gelar perkara. Untuk keterangan pastinya seperti apa. Sementara belum bisa disimpulkan aksi human trafficking atau kabur dari rumah,\" singkatnya.
(sfa)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: