Dengan menggunakan pinjaman atau KPR, Anda bisa mengendalikan properti yang nilainya jauh lebih besar daripada dana yang Anda miliki.
Namun, penting untuk berhati-hati dalam menggunakan leverage agar Anda tidak terjebak dalam utang yang terlalu besar, terutama jika suku bunga mulai naik.
4. Flipping Properti (Jual-Beli Cepat)
Flipping properti merupakan kegiatan di mana Anda membeli properti dengan harga yang relatif lebih rendah dan kemudian merenovasinya untuk dijual kembali dengan harga lebih tinggi.
Hal seperti ini bisa menjadi pilihan jika Anda memiliki pengetahuan dan keahlian dalam memperbaiki properti.
Meskipun ini berisiko, flipping properti di area yang tepat dan dengan renovasi yang efisien bisa menghasilkan keuntungan besar dalam waktu singkat.
5. Investasi Properti dengan Skala Kecil (Crowdfunding Properti)
Jika dana yang Anda miliki terbatas, crowdfunding properti bisa menjadi alternatif yang menarik.
Platform crowdfunding memungkinkan banyak investor untuk bergabung dalam proyek properti dengan dana yang lebih kecil.
Ini memberi peluang bagi individu untuk terlibat dalam investasi properti tanpa harus membeli seluruh unit, sementara tetap mendapatkan bagian dari keuntungan dari proyek tersebut.
6. Investasi di Properti Komersial
Meskipun harga properti residensial mengalami kenaikan pesat, sektor properti komersial, seperti perkantoran dan ritel, juga memberikan peluang investasi yang menjanjikan.
Dengan kondisi perekonomian yang kembali stabil pasca-pandemi, banyak bisnis mulai kembali menyewa ruang kantor atau ritel.
Properti komersial sering kali memberikan keuntungan sewa yang lebih tinggi dibandingkan dengan properti residensial, meskipun memerlukan modal awal yang lebih besar.
Selain strategi investasi, penting juga untuk memahami bagaimana mengelola risiko yang mungkin muncul di tengah kenaikan harga properti.
Beberapa risiko yang perlu diperhatikan adalah: