Asal-usul Acar yang Kerap Jadi Pendamping Makanan dan Resep Acar Segar yang Unik

Senin 11-11-2024,19:24 WIB
Reporter : Septi Maimuna
Editor : Septi Maimuna

Di Tiongkok, acar juga sudah lama dikenal, terutama melalui fermentasi kubis dan lobak.

Tiongkok juga mengembangkan metode fermentasi yang unik dan menghasilkan variasi acar yang berbeda-beda, seperti suan cai yang populer di sana.

BACA JUGA:Skincare yang Tepat Wajib Kamu Pakai untuk Redakan Jerawatmu

BACA JUGA:Simak 4 Tips Memilih Sunscreen untuk Kulit Kering

Acar menyebar ke Eropa pada abad pertengahan. Di Eropa, timun dan sayuran lainnya direndam dalam cuka untuk menciptakan rasa asam yang menyegarkan.

Teknik ini berkembang lebih lanjut di Jerman dan Eropa Timur, yang menghasilkan variasi seperti sauerkraut (kubis acar) dan acar timun khas Eropa.

Acar semakin berkembang di dunia modern dan dikonsumsi hampir di semua budaya, dengan berbagai macam bahan dan metode pengawetan.

Di Amerika, misalnya, acar sering kali berbentuk acar timun dalam cuka, sementara di Korea acar berkembang menjadi kimchi, yang diakui sebagai makanan bernilai budaya tinggi.

BACA JUGA:6 Jenis Buah yang Baik Dikonsumsi Saat Terserang Batuk Pilek

BACA JUGA:Kreasi Sambal Ikan Laut dengan Tambahan Bumbu Tauco

Khasiat Mengonsumsi Acar

- Meningkatkan Kesehatan Pencernaan

Proses fermentasi pada acar menghasilkan probiotik, yaitu bakteri baik yang bermanfaat untuk kesehatan usus.

Probiotik membantu memperbaiki flora usus dan meningkatkan fungsi pencernaan, yang dapat mencegah masalah pencernaan seperti sembelit dan kembung.

- Sumber Antioksidan

Sayuran yang dijadikan acar, seperti timun atau wortel, mengandung vitamin C dan E yang berfungsi sebagai antioksidan.

Kategori :