RADARUTARA.ID- Melasma, atau hiperpigmentasi adalah kondisi kulit yang ditandai dengan bercak-bercak gelap yang muncul di area wajah, terutama di pipi, dahi, dan area di atas bibir.
Meskipun dapat terjadi pada siapa saja, melasma lebih umum ditemukan pada wanita, terutama yang sedang dalam masa reproduktif.
Salah satu faktor yang sering dikaitkan dengan munculnya melasma adalah perubahan hormonal. Lalu, apa sebenarnya hubungan antara perubahan hormonal dan melasma?
Melasma adalah kondisi yang disebabkan oleh peningkatan produksi melanin, pigmen yang memberikan warna pada kulit.
BACA JUGA:Bibir Tetap Kering Meski Sudah Pakai Pelembab? Bisa Jadi Kandungan Pasta Gigimu Terlalu Keras
BACA JUGA:Jerawat di Antara Alis Bisa Jadi Penanda Alergi, Benarkah Demikian? Begini Penjelasannya!
Munculnya bercak-bercak gelap ini dapat dipicu oleh beberapa faktor, termasuk paparan sinar matahari, penggunaan produk kosmetik, dan perubahan hormonal.
Meskipun tidak berbahaya, melasma dapat memengaruhi penampilan dan kepercayaan diri seseorang.
Perubahan hormonal, terutama yang terjadi selama kehamilan, penggunaan kontrasepsi hormonal, atau terapi hormon, telah terbukti berkontribusi pada munculnya melasma.
Ketika kadar hormon estrogen dan progesteron meningkat, sel-sel penghasil melanin di kulit dapat terstimulasi, menyebabkan peningkatan produksi pigmen.
BACA JUGA:Mau Pandai Berbahasa Inggris, Wajib Kuasi Kata Dasar Berikut Ini
BACA JUGA:Berikut Jenis Burung yang Cocok di Aviary Mini dan Tips Perawatan Anti Ribet
Salah satu bentuk melasma yang paling umum adalah "masker kehamilan," yang muncul pada wanita hamil.
Selama kehamilan, kadar hormon estrogen dan progesteron meningkat secara signifikan, yang dapat menyebabkan munculnya bercak-bercak gelap di wajah.
Wanita yang menggunakan pil KB atau metode kontrasepsi hormonal lainnya juga berisiko lebih tinggi mengalami melasma.