Dalam perjalanan Riley mengenal emosinya, penonton bisa melihat kalau emosi dominan yang membentuk Riley awalnya adalah Joy. Namun, Joy sendiri pada akhirnya harus berbagi tempat dengan yang lain.
Ini yang menyebabkan Riley bisa merasakan emosi beragam. Mungkin awalnya kelimpungan tetapi ia semakin lihai untuk bisa mengendalikannya. Begitupun dengan remaja yang awalnya merasa bingung dengan segala perasaan dan emosi yang ada.
Seiring berjalannya waktu setiap emosi ini akan saling menyatu dan berbagi peran. Awalnya akan sangat bingung menentukan emosi mana yang harus muncul.
Namun, perlahan semakin dewasa justru kita sebagai manusia yang menentukannya. Ibarat kata bukan emosi yang mengendalikan diri, tetapi kitalah yang mengendalikan emosi yang muncul.
Dalam artian bukan menekannya sampai emosi itu tidak dirasakan atau hilang sama sekali. Tetap menganggapnya ada tetapi dengan berbagai penyesuaian yang harus kita hadapi sehari-hari saat bersosialisasi. Jangan biarkan hilang kendali atas emosi kita ya!
BACA JUGA:Kelebihan dan Kekurangan Weton Tulang Wangi dalam Primbon Jawa
4. Pengalaman dan kesalahan membentuk diri kita seutuhnya
Film Inside Out 2 ini menggambarkan kebingungan dan berbagai emosi kompleks dalam diri Riley yang beranjak dewasa. Pubertas menjadi pemicunya, di mana selama ini hanya ada satu bagian saja yang mendefinisikan Riley secara keseluruhan.
Rupanya justru itu tidak sehat. Karena hanya satu emosi kuat dominan saja dengan pengalaman baik, sehingga hal-hal buruk justru dibuang dan membuat Riley tidak sadar sepenuhnya dengan semua emosi tersebut.
Akhirnya semua emosi, pengalaman bahkan kesalahan penting untuk dikenang. Semua hal itu membentuk diri kita yang paling murni sekaligus beragam. Karena manusia tidak hanya didefinisikan oleh satu perasaan atau pengalaman saja, melainkan seluruh aspek dalam hidup manusia tersebut.
5. Semua emosi layak dirasakan, tugas kita mengendalikan cara merespons
Seiring Riley tumbuh dewasa, pengalaman dan perasaannya akan semakin beragam. Di mana semua emosi dan pengalaman itu yang akan membentuk Riley sepenuhnya sebagai manusia yang utuh.
Semua aspek tidak boleh tertinggal. Tugas Riley adalah bukan ia yang dikendalikan oleh setiap emosi tadi. Melainkan belajar untuk mengendalikan setiap emosi itu sesuai kapasitas dan keadaan yang ia alami.
Riley tidak hanya sosok yang ceria. Dia bisa sedih, marah, jijik hingga takut pada satu keadaan. Dan semua itu normal. Tidak ada emosi yang tidak penting. Riley butuh Joy, Sadness, Disguise, Fear dan Angry. Begitupun dengan empat emosi baru yang muncul Anxiety, Boredom, Envy dan Embarrassment juga dibutuhkan Riley.*