PADANG JAYA, RADARUTARA.ID - Saling kenal melalui media sosial adalah hal yang sangat wajar. Siapa sangka, atas komunikasi itu berakhir ke pelaminan.
Seperti yang dilakukan oleh Septi Eka Putri, wanita kelahiran Jakarta, 3 September 1998 yang tinggal di Desa Padang Jaya, Kecamatan Padang Jaya, Kabupaten Bengkulu Utara.
Dirinya menjalin hubungan dengan Ali Nasooh, pria asal Menaaz, Kulhi Negara Republik Maladewa yang kini baru saja menjadi suami sahnya melalui media sosial Facebook.
"Hari ini kami telah menikahkan Septi dan Ali yang merupakan pasangan berbeda negara di Desa Padang Jaya," ungkap Sigit Susanto, Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Padang Jaya, Jum'at (14/6/2024).
Sigit menjelaskan, Pernikahan secara Islam itu dilakukan sekitar pukul 09.00 WIB di rumah mempelai perempuan di Desa Padang Jaya.
Dikatakan Sigit, Kantor Urusan Agama, tidak memberikan perlakuan khusus bagi pasangan beda negara, artinya lanjut Sigit, proses pernikahan seperti dilakukan oleh pasangan umumnya.
"Mereka tetap menjalani pembinaan di KUA, dan hari ini telah sah menjadi pasangan suami istri," imbuhnya.
Pada proses akad nikah, calon suami datang hanya seorang diri tanpa didampingi orang tuannya. Dan pria asal Maladewa yang dikenal sebagai Kepulauan Maladewa, merupakan negara pulau mandiri di Samudra Hindia tengah utara yang warganya seratus persen beragam Islam.
"Karena posisinya jauh, pria ini dua kali ke Padang Jaya. Setelah rembukan sebulan lalu, dan hari ini resmi datang untuk melakulan ijab kabul dengan mas kawin 5 gram emas dan uang tunai sebesar Rp2 juta," ucapnya.
Seorang Wanita Asal Provinsi Bengkulu Dinikahi Pria Asal Negara MaladewaKenal Lewat Facebook, Pria Negara Maladewa Ini Nikahi Wanita Bengkulu #bengkulu #pernikahan #padangjaya #maladewa #pernikahanbedanegara #jodoh #menikahdenganbule
Posted by Radar Utara Online on Monday 17 June 2024
Pada saat pembinaan pranikah, KUA telah menyampaikan pesan bahwa perkawinan dengan beda negara, budaya dan karakter merupakan perkawinan yang rawan, jika kedua pasangan ini setelah menikah tidak dewasa untuk saling memahami.
"Memang sedikit terkendala dalam pembinaan pranikah, karena komunikasi harus menggunakan bahasa Inggris," terang Sigit.
Meskipun nantinya akan tinggal di negara Republik Maladewa, dirinya mendoakan pernikahan kedua pasangan ini menjadi keluarga sakinah mawadah dan warahmah.
"Alhamdulillah sudah tadi sudah sah keduanya. Dan rencananya mereka akan tinggal di Negara Republik Maladewa," demikian Sigit. *