RADARUTARA.ID- Apakah puasa Dzulhijjah harus dikerjakan 9 hari penuh? Pertanyaan tersebut mungkin sering muncul di pikiran kamu saat akan melakukan puasa sunah di bulan Dzulhijjah ini.
Karena, disebutkan bahwa keutamaan puasa di sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah mampu memberikan banyak keutamaan. Tetapi, apakah ini artinya kamu harus melakukannya secara penuh? Simak jawaban berikut ini.
Intinya, puasa Dzulhijjah tidak harus dikerjakan selama 9 hari penuh. Karena, hukum puasa ini termasuk sunnah. Sehingga, jika karena alasan tertentu kamu tidak bisa menjalani 9 hari penuh puasa Dzulhijjah, puasa hari lainnya akan tetap dihitung sah.
Tetapi, puasa Dzulhijjah selama 9 hari memang paling dianjurkan. Keutamaan puasa ini pernah disampaikan dalam berbagai hadist, salah satunya yaitu seperti berikut ini.
“Empat hal yang tidak pernah ditinggalkan oleh Rasulullah SAW, yakni berpuasa di hari Asyura (tanggal 10 Muharram, berpuasa di sepuluh hari pertama (1-9 Dzulhijjah), berpuasa tiga hari di setiap bulan, serta salat dua rakaat sebelum Subuh,” ungkap Imam Ahmad, Imam Al-Nasa’i, dan Ibnu Hibban dari Sayyidah Hafshah.
BACA JUGA:Umat Islam Berburu Pahala, Ini 7 Amalan yang Dianjurkan di Bulan Dzulhijjah
Di antara 10 hari pertama bulan Dzulhijjah ada yang istimewa, yakni hari Arafah yang jatuh pada tanggal 9 Dzulhijjah.
Buya Yahya mengungkapkan bahwa puasa di hari Arafah disunnahkan untuk kaum muslim yang sedang tidak pergi haji. Sedangkan, mereka yang sedang haji tidak dianjurkan agar tetap mempunyai stamina untuk menunaikan rukun Islam kelima itu.
Itu sebabnya, jangan sampai kamu keliru dalam menunaikan puasa sunah di bulan Dzulhijjah. Contohnya, sudah berpuasa selama delapan hari, namun malah meninggalkan puasa Arafah.*