RADARUTARA.ID- Musibah atau anugerah senantiasa hadir di tengah kehidupan manusia. Entah itu besar ataupun kecil. Lazimnya musibah diibaratkan dengan hal-hal buruk yang bisa merugikan kita, sedangkan anugerah merupakan hal-hal baik yang bisa menguntungkan kita.
Rasulullah SAW mengajarkan, ketika kita tertimpa musibah supaya membaca doa berikut ini:
Innâ lillâhi wa innâ ilaihi râji‘un. Allâhumma ajirnî fî mushîbatî wa akhlif lî khairan minhâ.
“Sesungguhnya kami adalah milik Allah, dan sungguh hanya kepada-Nya kami akan kembali. Ya Allah, karuniakanlah padaku pahala dalam musibah yang menimpaku dan berilah aku ganti yang lebih baik daripadanya.”
Berdasarkan hadits Shahih Muslim dijelaskan bahwa bagi siapa yang membaca doa tersebut, maka Allah akan memberinya pahala dalam musibahnya dan menggarinya dengan yang lebih baik daripadanya.
Musibah, walaupun berwujud dalam satu bentuk, bisa diartikan dalam berbagai sudut pandang. Musibah bisa dimaknai sebagai adzab ataupun peringatan atau sebagai ujian ataupun cobaan.
Bacaan doa di atas memberi pesan tentang hakikat kepemilikan yang seluruhnya dikembalikan akan kepada Allah sebagai Pemilik Sejati. Juga mengenai ajaran bahwa segenap musibah tak akan ada yang sia-sia, bahkan bisa jadi berpahala, jika si penerima musibah bisa menyikapinya secara tepat.
Doa tersebut juga mengandung sikap optimisme, yang ditandai dengan harapan kepada Allah SWT akan karunia pengganti yang lebih baik.*