RADARUTARA.ID - Menikah di bulan Syaban menurut pandangan Islam mempunyai keistimewaan. Bulan Sya'ban merupakan bulan kedelapan dalam penanggalan Islam.
Bulan Syaban 2024 jatuh pada hari ini, Minggu 11 Februari 2024 dan menjadi pintu gerbang sebelum memasuki bulan Ramadhan. Di bulan ini ada berbagai peristiwa penting yang terjadi, contohnya seperti malam nisfu syaban yaitu malam di mana pintu pengampunan dibuka oleh Allah SWT.
Lalu, bagaimana dengan menikah di bulan Syaban? Apakah diperholehkan di bulan ini?
Menikah di bulan Syaban juga dilakukan oleh Rasulullah SAW pada tahun ketiga Hijriyah. Rasulullah SAW diketahui menikahi Hafshah binti Umar dibulan itu.
BACA JUGA:Cuaca Tak Menentu Picu Perkembangan Nyamuk, Warga Diminta Waspada DBD
Hafshah adalah anak dari sahabat Rasulullah, yaitu Umar bin Khattab. Ia menjadi janda di usia 18 tahun lantaran ditinggal mati sang suami yang ikut dalam peperangan Uhud.
Umar merasa terpukul karena kejadian yang dialami sang anak. Ia juga berusaha mencarikan pasangan untuk anaknya. Tetapi, setiap lelaki yang ditemuinya tidak ingin menerimanya, termasuk sahabatnya Utsman.
Melihat hal tersebut, Umar pun akhirnya menemui Rasulullah SAW. Ia menceritakan kejadian yang dialami kemudian Rasulullah tersenyum sembari berkata, "Wahai Umar, Allah akan menikahkan Utsman dengan wanita yang lebih baik dari Hafshah dan Allah akan menikahkan Hafshah dengan orang yang lebih baik dari Utsman."
BACA JUGA:4 Cara Cepat Meredakan Nyeri Haid Tanpa Obat, Terbukti Ampuh!
Mendengar hal tersebut, Umar merasa gembira. Tak disangka kalau Rasulullah SAW yang akan menikahi putrinya Hafshah. Nabi Muhammad dan Hafshah pun akhirnya menikah di bulan Syaban.
Bahkan, di bulan Syaban Nabi Muhammad SAW juga menikah dengan seorang tawanan perang bernama Juwairiyah binti Al-Harits. Mereka menikah pada tahun keenam Hijriyah. Lantas adakah Tanggal Baik Menikah di Bulan Sya'ban?
Semua hari itu pada dasarnya baik dalam agama Islam, terutama dalam hal menikah di bulan Syaban, asalkan tidak ada larangan di dalam syariat. Dilarang menghukumi tanggal atau hari sial, seperti pada sabda Rasulullah SAW bahwa menganggap hari sial itu disebut dengan kesyirikan.*