RADARUTARA.ID- Dalam sebuah perbincangan yang penuh inspirasi, kami berkesempatan untuk duduk bersama dengan Elisa Ermasari, seorang wanita luar biasa yang lahir di Provinsi Bengkulu.
Elisa adalah contoh nyata dari penyatuan dua budaya yang berbeda, sebuah cerita yang menggambarkan kekayaan budaya Indonesia yang beragam.
Elisa Ermasari terlahir dari keluarga yang memiliki akar yang kuat di Provinsi Bengkulu. Ibunya, Meriani, berasal dari keturunan Serawai (Seluma) dan Rejang (Bengkulu Utara), sementara ayahnya berasal dari suku Serawai (Bengkulu Selatan dan Bengkulu Tengah).
Keluarga ibunya memiliki latar belakang yang erat dengan Talo Seluma, Pajar Kerkap, Bengkulu Utara, wilayah yang kaya akan budaya di Provinsi Bengkulu.
Di sisi lain, ayah Elisa, Irihadi, berasal dari keluarga yang sebelumnya tinggal di Masat Bengkulu Selatan.
Keluarga ayah Elisa memiliki akar yang dalam di Masat Bengkulu Selatan, Karang Nanding, Semidang Bukit Kabu, Bengkulu Tengah, juga merupakan wilayah yang kaya akan tradisi dan sejarah di Provinsi Bengkulu.
Kini, Elisa Ermasari menjalankan bisnis di Kota Bengkulu, yang berfokus pada bidang Bahan Bakar Minyak dan Gas.
Bisnisnya tersebar di hampir seluruh wilayah Provinsi Bengkulu dan telah memberikan pekerjaan kepada 90% dari masyarakat asli Bengkulu.
"Menciptakan dampak positif yang luar biasa dalam pengembangan ekonomi lokal", katanya.
Elisa Ermasari adalah contoh nyata dari keragaman budaya Indonesia yang indah.
Ia menikah dengan seorang pria dari suku Jawa Tengah dan Madura Jawa Timur, suaminya, Gajendra Harbiandri, berasal dari keluarga Jawa yang bermukim di Jakarta.
"Keluarga suami saya memiliki akar yang kuat di wilayah Solo Temanggung di kepulauan Jawa", ujar Elisa.
Dengan pernikahannya, Elisa Ermasari menjadi simbol penyatuan dua etnis terbesar di Indonesia.
Ia adalah perempuan Bengkulu yang mampu memadukan karakter asli Melayu Sumatera dengan budaya Jawa.
Hal ini mencerminkan kekayaan budaya Indonesia yang beragam dan menyatukan dua etnis terbesar di wilayah Indonesia.