2. Hilang kesadaran
Jalan kesadaran yang dapat membatalkan wudhu di sini adalah karena gila karena pingsan dan mabuk. Hal tersebut dapat membatalkan membentuk seseorang dan apabila terjadi maka wajib untuk mengulangi kembali.
3. Muntah
Para ulama mazhab berbeda pendapat mengenai muntah, Mazhab Syafi'i dan Maliki berpendapat muntah tidaklah membatalkan wudhu. Sementara itu mazhab Hambali menyatakan muntah dapat membatalkan wudhu secara mutlak. Lain halnya dengan menghadapi, muntah bisa membatalkan wudhu apabila telah memenuhi mulut.
4. Keluar Darah dan Nanah.
Pandangan Imam Syafi'i dan Maliki berpendapat, keluarnya darah dan nanah yang bukan berasal dari kubul dan dubur tidaklah membatalkan wudhu. Berbeda pendapat dengan Imam Hambali beliau menyampaikan hal tersebut dapat membatalkan wudhu dengan syarat darah dan nanah tersebut keluar dengan banyak.
5. Menyentuh Kemaluan
Dalam sebuah hadis rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
مَنْ مَسَّ ذَكَرَهُ فَلْيَتَوَضَّأْArtinya: "Siapa yang membawa tangannya ke kemaluannya, tanpa ada yang membatasi, maka wajib berwudhu." (HR Abu Daud, An Nasa'i, dan Tirmidzi)
Dari hadis tersebut dapat disimpulkan apabila menyentuh kemaluan baik diri sendiri ataupun orang lain maka membatalkan wudhu. Namun bagi seorang perempuan yang menyentuh kemaluan dengan penghalang seperti kain tidaklah membatalkan wudhu begitupun apa bila ia menyentuh kemaluan bayinya.
BACA JUGA:Lampu Mobil Menguning? Gak Perlu Ganti Baru, Ternyata Begini Mengatasinya dan Kembali Kinclong!
6. Bersentuhan dengan Lawan Jenis
Menurut Mazhab Syafi'i bersentuhan tangan dengan lawan jenis baik mahram ataupun tidak ketika ia telah akil baligh maka hal tersebut dapat membatalkan wudhu. Pendapat itu berdasarkan surah an-nisa ayat 43
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَقْرَبُوا الصَّلٰوةَ وَاَنْتُمْ سُكَارٰى حَتّٰى تَعْلَمُوْا مَا تَقُوْلُوْنَ وَلَا جُنُبًا اِلَّا عَابِرِيْ سَبِيْلٍ حَتّٰى تَغْتَسِلُوْا ۗوَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَفُوًّا غَفُوْرًاArtinya: Wahai orang yang beriman! Janganlah kamu mendekati salat ketika kamu dalam keadaan mabuk, sampai kamu sadar apa yang kamu ucapkan, dan jangan pula (kamu hampiri masjid ketika kamu) dalam keadaan junub kecuali sekedar melewati jalan saja, sebelum kamu mandi (mandi junub). Adapun jika kamu sakit atau sedang dalam perjalanan atau sehabis buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, sedangkan kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Sungguh, Allah Maha Pemaaf, Maha Pengampun.
7. Tidur