RADARUTARA.ID - Kitab lauhul Mahfudz merupakan kitab yang terjaga dari segala macam penambahan, pengurangan, penyimpangan, dan perubahan.
Di dalam Kitab tersebutlah terdapat takdir dari setiap makhluk hidup. Dalam sebuah pendapat yang diriwayatkan Ibnu Umar radhiallahu anhu takdir merupakan suatu ketetapan dari Allah yang masih dapat diubah.
Menurut riwayat yang berasal dari Ibnu Abbas radhiallahu anhu kitab lauhul Mahfudz terbuat dari mutiara putih yang panjangnya seperti jarak antara langit dan bumi Dengan lebar sama seperti jarak antara musyrik dan magrib. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ اللَّهَ خَلَقَ لَوْحًا مَحْفُوظًا مِنْ دُرَّة بَيْضَاءَ، صَفَحَاتُهَا مِنْ يَاقُوتَةٍ حَمْرَاءَ، قَلَمه نُورٌ وَكِتَابُهُ نُورٌ، لِلَّهِ فِيهِ كُلَّ يَوْمٍ سِتُّونَ وَثَلَاثُمِائَةُ لَحْظَةٍ، يَخْلُقُ وَيَرْزُقُ، وَيُمِيتُ وَيُحْيِي، ويُعِزُّ ويُذِلُّ، وَيَفْعَلُ مَا يَشَاءُArtinya: "Sesungguhnya Allah Swt. telah menciptakan Lauh Mahfuz dari mutiara yang putih, lembaran-lembarannya dari yaqut merah, dan qalamnya dari nur (cahaya) dan tintanya dari nur pula. Setiap hari Allah memerintahkan kepada Lauh Mahfuz sebanyak tiga ratus enam puluh perintah untuk menciptakan, memberi rezeki, mematikan, menghidupkan, memuliakan, menghinakan, dan Dia berbuat menurut apa yang dikehendaki-Nya." (HR At-Thabrani)
Dalam Alquran surah al-hadid ayat 22 sampai 23 Allah subhanahu wa ta'ala berfirman yang berbunyi:
مَآ اَصَابَ مِنْ مُّصِيْبَةٍ فِى الْاَرْضِ وَلَا فِيْٓ اَنْفُسِكُمْ اِلَّا فِيْ كِتٰبٍ مِّنْ قَبْلِ اَنْ نَّبْرَاَهَا ۗاِنَّ ذٰلِكَ عَلَى اللّٰهِ يَسِيْرٌۖ ٢٢ لِّكَيْلَا تَأْسَوْا عَلٰى مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوْا بِمَآ اٰتٰىكُمْ ۗوَاللّٰهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُوْرٍۙ ٢٣Artinya: "Tidak ada bencana (apa pun) yang menimpa di bumi dan tidak (juga yang menimpa) dirimu, kecuali telah tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfudz) sebelum Kami mewujudkannya. Sesungguhnya hal itu mudah bagi Allah. (Yang demikian itu kami tetapkan) agar kamu tidak bersedih terhadap apa yang luput dari kamu dan tidak pula terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri."
Pendapat Ibnu qayyim Al jauziyah menyatakan bahwasanya takdir yang tercatat Di lauhul Mahfudz dapat diubah. Hal ini berdasarkan firman Allah subhanahu wa ta'ala dalam Alquran surah ar-ra'd ayat 39 yang berbunyi:
يَمْحُوا اللّٰهُ مَا يَشَاۤءُ وَيُثْبِتُ ۚوَعِنْدَهٗٓ اُمُّ الْكِتٰبِ ٣٩Artinya: "Allah menghapus dan menetapkan apa yang Dia kehendaki. Di sisi-Nyalah terdapat Ummul-Kitāb (Lauh Mahfuz)."
BACA JUGA:Keutamaan Dzikir Laqod Jaakum, Melancarkan Rezeki Hingga Diberi Kesehatan Lahir dan Batin
Dalam menafsirkan ayat tersebut para ulama berbeda pendapat, salah satunya menurut riwayat Ibnu Abbas radhiallahu Anhu yang tertera dalam tafsir Ibnu Katsir Allah SWT menghapus apa yang ia kehendaki kecuali nasib celaka, nasib bahagia, hidup, dan mati. Sementara pendapat lain juga datang dari para mujahid yang menyebutkan bahwasanya takdir bisa berubah kecuali hidup, mati, celaka, dan bahagia.
Menurut riwayat Ibnu Umar radhiallahu Anhu ia pernah berdoa ketika dalam keadaan tawaf di baitullah seraya menangis, "Ya Allah jika engkau telah menetapkan aku sebagai orang yang celaka maka hapuslah kecelakaanku, dan tulislah aku sebagai orang yang bahagia."
Dari perbedaan pendapat tersebut Ibnu Katsir menyimpulkan bahwasanya Allah subhanahu wa ta'ala dapat mengubah takdir seseorang sesuai dengan kehendaknya dan ia menetapkan apa yang menjadi kehendaknya atas takdir itu.
Untuk mengubah takdir seseorang ada beberapa cara yang bisa dilakukan, takdir sejatinya merupakan ketetapan yang telah tertulis di lauhul Mahfudz menurut buku 30 hari meraih kekuatan dzikir karya Muhammad Arifin Ilham, beliau menyebutkan dua diantara cara mengubah takdir adalah dengan berdoa dan berikhtiar.
BACA JUGA:5 Dzikir Ampuh Penghapus Dosa, Muslim Wajib Amalkan Ini Sebelum Ajal Menjemput