RADARUTARA.ID - Sumatera Barat merupakan provinsi yang menyimpan berbagai macam keindahan alam yang luar biasa. Salah satunya yang terdapat di kecamatan Bayang Utara, kabupaten pesisir Selatan, Sumatera Barat.
Terdapat sebuah jembatan yang tampaknya tidak sederhana dibuat dari jalinan akar akar pohon beringin. Bahkan usianya sudah menyentuh angka 100 tahun lebih. Lebih tua daripada kecamatan bayang itu sendiri.
Hingga saat sekarang ini jembatan itu masih kokoh berdiri, serta menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung. Bukan hanya keunikan jembatannya saja, ada juga kisah dan mitos yang menyelimuti jembatan yang berusia 100 tahun tersebut.
Dahulunya jembatan ini dibangun oleh warga setempat dengan menjalin akar-akar pohon beringin hingga terbentuk menjadi seperti sekarang.
BACA JUGA:Hati-hati! Buat Stiker WA Gunakan Muka Orang Bisa Didenda Rp2 Miliar dan Penjara 8 Tahun
Jembatan yang lebih difungsikan sebagai objek wisata ini, terletak di atas aliran sungai Batang bayang. Usianya yang sudah menyentuh 100 tahun lebih menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung dan objek wisata. Tidak hanya itu ada sejumlah mitos yang menyelimuti keunikan dari jembatan tersebut.
Kisah dibalik pembuatan jembatan akar ini menjadi salah satu daya tarik tersendiri di mana prosesnya Bahkan membutuhkan waktu 26 tahun lebih. Proses pembuatannya pun tidaklah mudah dan pembuatannya murni dengan menggunakan cara tradisional tanpa menggunakan peralatan apapun.
Inisiatif pembuatan jembatan ini di cetus oleh seorang ulama yang bernama pakih Sokan. Alasan utama beliau membangun jembatan tersebut adalah untuk memudahkan murid-muridnya dalam menyeberangi sungai serta masyarakat yang beraktivitas di kisaran wilayah tersebut.
BACA JUGA:5 Tempat Ini Diyakini Memiliki Kekuatan Mistis untuk Mendekatkan Jodoh, Ada Jembatan Akar di Painan
Proses pembuatan jembatan ini dilakukan oleh pakih sokan dengan merajut akar-akar pohon beringin dari kedua sisi hingga mereka terhubung menjadi satu. Proses ini memakan waktu yang cukup lama bahkan sampai 26 tahun lamanya.
Dari proses pembuatannya hingga jadi jembatan ini baru bisa beroperasi dan digunakan oleh masyarakat setempat pada tahun 1916.
Jembatan akar yang dibangun oleh pakih sokan memiliki panjang sekitar 25 meter, yang dahulunya diperuntukkan untuk masyarakat dalam beraktivitas. Sudah 107 tahun semenjak jembatan itu dibangun, kini jembatan tersebut tidak lagi digunakan untuk aktivitas sehari-hari.
Sebab di sebelah jembatan tersebut telah dibangun jembatan dari material permanen dengan alat-alat modern. Jembatan akar tersebut masihlah menjadi objek wisata yang terkenal dan cukup ramai dikunjungi oleh pengunjung.*