RADARUTARA.ID - Ketika peristiwa G30S terjadi, Soeharto menjabat sebagai Panglima Komando Strategis Angkatan Darat atau Pangkostrad dengan pangkat Mayor Jenderal.
Walaupun juga berpangkat jenderal, Soeharto luput dari aksi penculikan di malam nahas tersebut. Berdasarkan salah satu pelaku yang terlibat G30S, yaitu Kolonel Abdul latif alasan kenapa Soeharto tidak diculik yaitu lantatan dirinya dianggap sebagai salah satu loyalis Presiden Soekarno.
Hal itu diungkap oleh Latief dalam kesaksiannya di Mahkamah Militer, seperti yang tercantum dalam buku Gerakan 30 September: Pelaku, Pahlawan, dan Petualang yang terbit pada tahun 2010 lalu.
BACA JUGA:Begini Sejarah Peringatan Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober 2023, Ada Kaitan Erat dengan G30S PKI
Sedangkan menurut penulis buku Gestapu 65: PKI, Aidit, Sukarno dan Soeharto, yaitu Professor Salim Said, Soeharto luput dari penculikan pada malam itu lantaran dianggap bukan bagian dari jenderal TNI faksi Ahmad Yani.
Pernyataan Salim Said itu termuat dalam sebuah video yang diunggah oleh salah satu akun TikTok @tentang_dunia07 beberapa waktu lalu.
Menurut Salim Said, hal tersebut disebabkan renggangnya hubungan antara Soeharto dan Ahmad Yani, lantaran Soeharto merasa tidak senang saat Presiden Sukarno lebih memilih Ahmad Yani sebagai KASAD dan Menteri Panglima Angkatan Darat KASAD.
BACA JUGA:Kisah Pilu Ade Irma Suryani, Gugur Demi Selamatkan Ayah dari Keganasan Peristiwa G30S PKI
Soeharto merasa bahwa dirinyalah yang lebih pantas memperoleh jabatan tersebut, ditambah lagi Ahmad Yani sebagai bahwannya saat Soeharto menjabat sebagai Pangdam Diponegoro.
Dan saat rencana penculikan jenderal itu direncanakan olek PKI, mereka menilai Soeharto bukan termasuk jenderal yang berada di lingkaran Ahmad Yani, yang dianggap sebagai dewan Jenderal.
"Maknanya Soeharto bukan bagian dari klik Yani yang oleh PKI dianggap sebagai dewan jenderal,” ucap Salim Said.*