RADARUTARA.ID - Danau Toba mendapat kartu kuning dari UNESCO. Akibat pemberian kartu kuning, ini. Maka statusnya sebagai Global Geopark terancam dicabut.
Ini terjadi, karena badan pengelola Danau Toba dinilai tidak tak maksimal dalam melakukan pengembangan kawasan wisata. Padahal dana triliunan sudah dikucurkan untuk pengembangan wisata di kawasan Danau Toba tersebut.
Bahkan disebut-sebut ada dugaan korupsi dalam pengelolaan Danau Toba ini.
BACA JUGA:BMKG Umumkan 7 Daerah di Indonesia Ini Akan Alami Suhu Panas Paling Parah, Berikut Daftar Wilayahnya
Konsekuensinya, apa bila dalam kurun waktu yang diberikan ternyata perbaikan tetap tak sesuai standar, maka Danau Toba akan mendapat kartu merah dan terancam dikeluarkan dari keanggotaan UNESCO Global Park.
Diungkapkan Direktur Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT), Jimmy Bernando Panjaitan, kartu kuning yang diberikan oleh UNESCO adalah teguran. Secepatnya, pihaknya akan segera melakukan perbaikan terhadap pengelolaan wisata di Danau Toba.
"Bahwa ini adalah teguran untuk kita semu. Dan dalam hal ini kami tentu mencoba semaksismal mungkin mensuport. Jadi dalam waktu dekat ini dari Pemprov Sumut akan mencari SDM yang memang masih muda, masih lincah dan kalau bisa orang disekitar situ. Mudah-mudahan secepatnya dilaksanakan," ungkapnya saat dikutip dari CNN Indonesia 21 September 2023.
Terpisah Kadisbudparekraf Sumut, Zumri Sulthony, menjelaskan. Kartu kuning yang diberikan oleh UNESCO itu akan menjadi bahan evaluasi bagi Pemprov Sumut dan khususnya kepada pihak pengelolaan wisata di Danau Toba.
Zumri menilai, pemberian kartu kuning ini bisa disebabkan oleh banyak faktor. Baik itu dari sisi pemberdayaan masyarakatnya, kebersihan sampai kondisi perekonomian di sekitar Danau Toba.
"Artinya itu mungkin terjadi karena apa yang dilihat validator atau assesor ada hal yang harus diperbaiki agar kit tetap menjadi bagian dari UNESCO," pungkasnya.
BACA JUGA:Viral! SMPN 1 Ponorogo Meminta Sumbangan ke Wali Murid untuk Membeli Alat Musik dan Mobil Baru
Di sisi lain, Zumri, mengungkapkan, bahwa pemberian kartu kuning dari UNESCO ini juga terjadi kepada situs geopark bermasalah yang ada di negara lain.
Artinya tidak hanya Danau Toba saja satu-satunya yang menerima kartu kuning tersebut.
"Karena kalau kita.lihat di laman UNESCO bukan hanya kita yang dapat. Tapi Cina, Italia dan lainnya. Mereka juga diberikan yellow card (kartu kuning). Jadi kita akhirnya diberikan waktu dua tahun untuk memperbaikinya," demikian Zumri.*