PUTRI HIJAU, RADARUTARA.ID- Puskeswan Putri Hijau, menghimbau kepada seluruh masyarakat khususnya para peternak sapi dan kerbau agar mewaspadai serangan virus baru bernama Lumpy Skin Disiase (LSD).
Catatan RadarUtara.ID Kamis (7/9) hari ini, Virus LSD tersebut dilaporkan telah menyerang 4 ekor ternak sapi milik masyarakat di Desa Karya Pelita, Kecamatan Marga Sakti Sebelat (MSS).
Serangan virus LSD patut diwaspadai lanttaran karakter virus ketika menyerang ternak akan menimbulkan tingkat kematian pada ternak sebesar 10 persen dan tingkat penularannya mencapai 45 persen.
"Kemarin kita temukan 4 ekor ternak masyarakat di Desa Karya Pelita diduga terserang LSD. Tapi untuk memastikannya kita perlu analisa laboratorium. Dan kemunculan virus LSD patut diwaspadai oleh masyarakat atau peternak," imbau Kepala Puskeswan Putri Hijau, Eti Zull, S.Pt.
BACA JUGA:Dampak El Nino Ancam Produksi Beras, Petani Diminta Prioritaskan Stok Pangan dari Pada Penjualan
Diungkapkan Eri, serangan virus LSD ini dapat dikenali oleh masyarakat dengan ciri-ciri berikut. Diantaranya ternak yang terserang oleh virus LSD, biasanya akan mengalami demam, hilangnya nafsu makan, lesu, adanya benjolan-benjolan disekitar tubuh (biasanya muncul diseputaran leher dan perut).
Dan penularan virus LSD masih Eri, bisa dipicu dari gigitan serangga, kontak langsung, air ludah, leleran hidung ternak yang sakit dan melalui susu bagi ternak yang sedang menyusui.
"Ternak yang mengalami ciri-ciri seperti ini patut diduga terserang oleh virus LSD," bebernya.
BACA JUGA:Ingat! Sengaja Bakar Hutan Bisa dikurung 15 Tahun Penjara dan Denda Rp15 Milliar
Dikatakan Eri, untuk mengantisipasi penyebaran atau wabah virus LSD tersebut. Puskeswan Putri Hijau telah melakukan beberapa tindakan. Diantaranya kata Eri, melakukan pemberian vaksinasi LSD terhadap ternak yang dalam kondisi sehat.
Dan jika dari hasil analisis laboratorium terhadap beberapa sempel yang sudah dikirimkan oleh petugas nantinya merujuk pada hasil positif LSD. Maka kata Eri, vaksinasi maksimal harus dilakukan 3 kali selama satu tahun. Diantaranya pemberian vaksin jembrana, vaksin PMK dan vaksin LSD.
"Kasus yang parah bisa menyebabkan kematian pada ternak. Dan wilayah kita belum dinyatakan bebas dari ketiga jenis penyakit tersebut. Maka masyarakat atau peternak harus waspada," demikian Eri.*