RADARUTARA.ID - Hari kiamat adalah peristiwa kehancuran alam semesta dan menjadi awal untuk kehidupan yang kekal nanti. Sebelum di akhirat nanti, umat manusia akan dibangkitkan kemudian dikumpulkan di Padang Mahsyar guna menjalani perhitungan dengan Allah SWT.
Semua manusia cuma akan memikirkan dirinya sendiri. Tak hanya itu, saat orangtua, suami, dan anak di sebelahnya diseret oleh malaikat, mereka tak akan saling menolong ataupun melirik.
Namun, ada manusia yang tidak berhenti ke sana kemari memohon kepada Allah SWT untuk keselamatan manusia yang lainnya. Ketika matahari sangat terik, Beliau memanggil umat manusia untuk diberikan minum. Lantas siapakah dia sebenarnya?
Beliau merupakan Baginda Rasulullah SAW. Beliau menjadi satu-satunya manusia yang paling sibuknya dahsyat bukan main ketika saat itu. Tercantum dalam sebuah hadist, dari Abbas RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Orang yang pertama kali dibangkitkan dari kubur di hari kiamat nanti adalah Muhammad SAW”.
BACA JUGA:Hati-hati, Ancaman Penjara Selama 1 Tahun untuk Pemotor yang Tetap Nekat Lawan Arah
Kelak, Malaikat Jibril datang kepada Nabi dengan membawa buraq, kemudian Malaikat Israfil membawa bendera dan mahkota, sementara Malaikat Izrail datang dengan membawa pakaian-pakaian.
Israfil berkata “ Wahai Roh yang baik, kembalilah pada tubuh yang baik", maka kubur terbelah menjadi dua. Pada seruan yang kedua juga, kubur pun mulai terbongkar.
Di seruan yang ketiga, ketika Rasulullah SAW berdiri, sang nabi membersihkan tanah dari atas kepala dan janggutnya. Lalu dilihatnya kondisi di sekitar yang telah rata dengan tanah. Nabi Muhammad lalu menangis sehingga mengalir air matanya ke pipi.
Nabi Muhammad SAW bersabda, "Kekasihku Jibril, gembirakanlah aku" . Jibril pun menjawab, "Lihatlah apa yang ada di hadapanmu" . Rasulullah SAW bersabda, " Bukan seperti itu pertanyaanku" . Jibril kembali menjawab "Adakah kau tidak melihat bendera kepujian yang terpasang diatasnya" .
Rasulullah SAW kembali bersabda, "Bukan itu maksud pertanyaanku, aku bertanya kepadamu tentang umatku. Dimana perjanjian mereka? Niscaya akan kuatlah pertolongan pada hari ini. Aku akan mensyafa'atkan umatku".*