Yang keempat Al-Jihad untuk orang-orang yang ikhlas ketika berjihad di jalan Allah.
Yang kelima Ad-Dzikr bavi orang-orang yang ahli berdzikir.
Yang keenam Al-Ayman bagi orang-orang yang masuk surga tanpa hisab.
Yang ketujuh Al-Kadziminal Ghaidz untuk orang-orang yang bisa mengendalikan amarahnya.
Dan yang kedelapan Babul Walid bagi orang-orang yang berbakti kepada orang tuanya.
BACA JUGA:Ijazah Habib Luthfi, Cara Mudah dalam Menghadapi Segala Masalah, Bisa Diamalkan Setiap Saat
Lantas bagaimana dengan warna bendera merah putih yang sudah ada dalam Alquran?
Hal ini tercantum dalam Surah Fatir Ayat 27.
Secara verbal ayat ini menyampaikan tentang air yang diturunkan oleh Allah SWT dari langit.
Allah SWT menumbuhkan banyak macam dan jenis tanaman melalui air tersebut.
Di ayat itu juga Allah SWT menjelaskan gunung-gunung yang berwarna putih dan merah serta warna-warna lainnya.
Mbah moen menyoroti kata بِيْضٌ وَّحُمْرٌ yang artiny putih dan merah.
BACA JUGA:Keris Kyai Sekar Jagad, Pusaka Kemerdekaan yang Selalu Dibawa Bung Karno Saat Kunjungan
Warna putih dan merah ini serupa dengan warna bendera sang Saka Merah Putih milik Tanah Air namun hanya saja disebutkan secara terbalik dalam Al-Qur’an.
Menurut Mbah Moen hal tersebut sama saja, karena didahulukan penyebutan warna putih yang artinya bersih dan suci dalam keikhlasan yang kemudian bisa melahirkan rasa semangat dan perjuangan dalam pengorbanan dengan simbol berwarna merah.
Bahkan, di Indonesia ada bukit bernama Kelebba Maja yang berwarna-warni dengan dominasi warna merah dan putih.