7 Tradisi Unik di Indonesia, Ada yang Masih Dilestarikan Sampai Kini

Minggu 11-06-2023,19:42 WIB
Reporter : Fauziah Rahimi
Editor : Septi Maimuna

Tak hanya itu, kasai berarti wewangian yang digunakan ketika berkeramas. Kasai diyakini bisa mengusir rasa dengki yang ada di kepala.

Tradisi ini berasal dari penduduk Sungai Gangga India yang menyucikan diri di sungai supaya dosa-dosa mereka dihilangkan bersama dengan aliran sungai. Tradisi Balimau Kasai berkembang di Indonesia, terutama di daerah Kampar pada saat agama Hindu menyebar.

Sayangnya, setelah masuk budaya Islam tradisi ini masih sering ditemui dengan tujuan menyambut bulan Ramadan. Balimau Kasai juga biasa disebut dengan ungkapan rasa syukur dan kegembiraan memasuki bulan Ramadan.

BACA JUGA:Pria Siap-siap, Ini 5 Kode dari Janda Saat Mereka Jatuh Cinta, Nomor 1 Bikin Deg-degan

3. Kerik Gigi dari Suku Mentawai

Yang ketiga, ritual kerik gigi yang dilakukan oleh warga suku Mentawai, Sumatera Barat. Wanita suku Mentawai wajib meruncingkan atau mengerik gigi mereka. Gigi yang runcing adalah simbol kecantikan wanita di daerah ini.

Bukan hanya sebagai simbol kecantikan, tradisi ini juga memiliki tujuan guna mendapatkan kedamaian jiwa. Untuk pelaksanaannya sendiri cukup menyakitkan.

Ketua adat mengerjakan hal ini tanpa pemberian bius terlebih dahulu. Alat yang digunakan yaitu besi atau kayu yang sudah diasah. Kerik gigi memakan waktu yang tidak sebentar.

Walaupun demikian, seiring perkembangan zaman tradisi mengerik gigi mulai dilupakan. Akan tetapi, tetap saja ada sebagian wanita yang masih melakukan tradisi ini, khususnya istri kepala desa.

BACA JUGA:Misteri Terpecahkan, Ini Alasan Kenapa Wanita Terlihat Lebih Cantik Setelah Jadi Janda

4. Fahombo Batu dari Nias

Selanjutnya, tradisi unik berasal dari Nias, Sumatera Utara dan hanya dilakukan oleh kaum adam. Fahombo batu atau lompat batu menjadi salah satu ritual yang paling terkenal di Nias.

Akan tetapi, tidak semua daerah di Nias mempunyai tradisi ini. Salah satu diantara yang masih melakukannya yaitu wilayah Teluk Dalam. Tradisi fahombo batu sudah lama dilakukan, bahkan hingga berabad-abad dan dilakukan terus secara turun-menurun.

Anak laki-laki yang berumur tujuh tahun di Nias sudah dilatih lompat tali. Ketinggian tali itu akan ditambah seiring dengan bertambahnya usia mereka. Kedepannya, lelaki itu akan diminta melompati batu setinggi 2 meter dan lebar 60-90 cm.

BACA JUGA:Link DANA Kaget Hingga Rp650 Ribu Per Bulan Lewat Aplikasi Ini Jika Beruntung, Bisa Buat Angsuran Kredit Motor

BACA JUGA:Kepolisian Bakal Adakan Program SIM Gratis Khusus Mahasiswa dan Pelajar. Simak Cara dan Syaratnya

Kategori :