RADARUTARA.ID - Banda Neira pulau dengan sejuta pesona keindahan yang elok dan mampu memanjakan mata. Juga menjadi saksi bisu perjuangan rakyat.
Dengan kekayaan alam yang luar biasa, salah satunya pala yang jadi primadona bangsa barat dan Eropa. Menyimpan sejumlah sejarah yang tampak dengan bukti bangunan sejarahnya yang kental. Serta menjadi tempat tahanan bagi sejumlah tokoh Nasional Indonesia.
Itulah Banda Neira, Pulau yang berada di kabupaten Maluku Tengah Provinsi Maluku ini, merupakan pulau dengan sejuta sejarahnya yang kelam. Menjadi pulau tempat pembuangan yang sangat populer pada masa pemerintahan kolonial Belanda.
Tercatat sudah ada beberapa tokoh nasional Indonesia yang pernah di buang di sini seperti Mohammad Hatta, Sutan Sjahrir, dan Doktor Mangunkusumo.
BACA JUGA:Inilah Doa Nabi Sulaiman yang Harus Rutin Diamalkan, Doa Pendek Penarik Rezeki
BACA JUGA:Berwisata Kuliner di Banda Neira, 6 Sajian Khas Tanah Maluku Ini Wajib Kamu Coba
Tercatat sudah 6 tahun Sutan Sjahrir dan Mohammad Hatta menjadi tahanan politik kolonial Belanda sejak tahun 1936 sampai 1942.
Pada masa pengasingannya Sutan Sjahrir pernah menuliskan tentang keindahan Banda Neira dalam jargonnya yang populer di kenal oleh masyarakat. Yaitu "Jangan Mati Sebelum Ke Banda Neira".
Selain karna sejarah dan keelokan alamnya, Banda Neira juga dikenal sebagai pulau yang menghasilkan buah pala, yang dijuluki dengan tanaman buah raja yang sejajar dengan cengkeh dan cendana. Yang amat diminati oleh bangsa barat dan Eropa.
Tercatat Banda Neira di masa lalu sangat terkenal dengan jalur perdagangannya yang luar biasa. Hal tersebut dibuktikan dengan kedatangan Bangsa Eropa seperti Spanyol, Portugis, dan Inggris.
BACA JUGA:Pesona Benteng Belgica, Destinasi Wisata Sejarah di Banda Neira, Maluku
BACA JUGA:Pesona Banda Neira, Keindahan Alam dengan Julukan Sepotong Surga dari Timur Indonesia
Pada akhir abad ke 16, Belanda melalui VOC mulai memonopoli perdagangan di Banda Neira. VOC memaksa rakyat Banda Neira untuk menjual Pala kepada Belanda.
Serta nantinya Belanda akan menjual rempah-rempah tersebut kepada penawar tertinggi untuk mendapatkan keuntungan.
Tidak hanya sampai di situ saja. Belanda juga melakukan pembantaian terhadap masyarakat Banda Neira pada tahun 1621. Demi melancarkan monopoli perdagangan dan memperoleh keuntungan.