Dengan aset yang tumbuh 15,47% secara yoy menjadi Rp313,25 triliun, BSI juga mencatat rasio keuangan yang solid, tumbuh dan terintermediasi dengan baik. Rasio ROE (Return of Equity) BSI sebesar 18,16%. Sementara itu, rasio ROA (Return of Asset) sebesar 2,48% dan rasio BOPO (Biaya Operasional) menjadi 69,65%. Artinya, dari sisi biaya BSI mencatat efektifitas dan efisiensi.
Per Maret 2023, jumlah customer based BSI mencapai 18,4 juta nasabah. Artinya, BSI dipercaya sebagai bank yang mampu memberikan benefit yang baik bagi nasabah dan stakeholders-nya secara luas.
Layanan Digital Melonjak
Selain berhasil mengoptimalisasi penghimpunan dana murah melalui tabungan Wadiah, BSI juga mencatat peningkatan fee based income yang didorong dari berbagai channel, yakni BSI Mobile, Cash Management dan transaksi digital. Sepanjang tiga bulan pertama tahun ini, fee based income BSI Mobile mencapai Rp64 miliar, tumbuh 5% secara yoy.
Layanan digital BSI dikemas ke dalam BSI Mobile yang didesain sebagai one stop solution sebagai sahabat finansial, sahabat sosial dan sahabat spiritual. Cara ini terbukti efektif dimana saat ini jumlah pengguna BSI Mobile mencapai 5,18 juta pengguna, naik sebesar 37% secara yoy. Jumlah ini terus meningkat seiring dengan preference masyarakat dengan gaya hidup syariah.
“Kami optimis bahwa peluang ekonomi syariah menjadi market leader sangat besar, ditambah potensi market yang mulai melihat bahwa perbankan syariah kompetitif, resilience terhadap goncangan dan juga didukung digitalisasi yang semakin memudahkan masyarakat berinteraksi dengan bank syariah,” papar Hery.
Dalam waktu dekat, BSI tengah menjajaki kerjasama dengan sejumlah stakeholders sehingga instrument keuangan syariah mampu diadopsi dan dielaborasi dengan lembaga keuangan lainnya. Berbicara tentang target dan strategi perusahaan di tahun ini, BSI akan tetap fokus pada lini bisnis yang terbukti memberikan impak positif di antaranya konsumer, wholesale dan UMKM.
Dukung Ekonomi Berkelanjutan
BSI juga terus berperan aktif dalam implementasi keuangan keberlanjutan. Hingga Maret 2023, BSI telah menyalurkan pembiayaan keuangan berkelanjutan dengan nilai Rp51,46 triliun atau 24,13% dari total pembiayaan BSI. Selain itu BSI juga turut melakukan Green Economy dengan program penempatan Mesin Penukar Botol/ Reverse Vending Machine. Pada tahun 2022 pemasangan mesin ini berada di 23 titik lokasi di Jabodetabek & Bali. Sampai dengan Q1 2023 ada penambahan 10 titik lokasi pemasangan dengan perkiraan pengurangan jejak karbon sebesar 21 Ton CO2.