Saya tidak menulis ini untuk membuat Anda merasa bersalah. Saya menulis ini untuk berterima kasih.
Foto-foto ini menyadarkan bahwa saya tak cukup memujinya, mengatakan betapa saya mencintai istri saya apa adanya. Begitu jarangnya, sampai Ia berpikir foto yang diedit ini adalah gambaran dirinya yang saya suka.
Saya harus berusaha lebih baik lagi, mencintainya dengan segala ketidaksempurnaan yang ia miliki. Terima kasih atas pengingatnya.
Salam
Setelah membaca email itu, Victoria menangis tersedu, hatinya meronta-ronta, dan selama 6 bulan Ia berhenti total mengedit foto.
Atas persetujuan pasangan ini pula, Victoria lalu memposting isi email tersebut di laman Facebooknya, untuk memberitahukannya pada dunia.
Di zaman seperti sekarang, mungkin akan sangat jarang menemukan yang seperti ini. Ya, Ia tak menunjukkan betapa cintanya pada sang istri di media sosial, tak mengumbarnya. Namun merawatnya dalam segenap rasa.
Maaf, saya tidak menyertakan foto tangkapan layar atau menempelkan link postingan Victoria yang hingga saat ini masih ada ke dalam tulisan ini. Sebab, foto hasil editannya mungkin akan terlalu vulgar. Bagikan jika menyukainya, semoga menjadi pengingat bersama. *