Mpu Godo, Penempa Keris Tosan Aji, Bintang Jalak Cinandra Kala

Selasa 27-12-2022,18:22 WIB

Sebelumnya Mas Godo banyak mengerjakan pembuatan senjata tradisional nusantara semisal golok atau celurit berpamor.


Salah satu keris jalak dengan pamor wengkon, karya Mpu Godo yang menarik pengunjung pameran Jalak Cinandra Kala yang digelar Perkumpulan Tosan Aji Lar Gangsir--

Kebetulan di Kelurahan Kajar Karang Tengah, Wonosari dimana Mas Godo menetap mayoritas warganya berprofesi sebagai pandai besi.

Awalnya persentuhan Mas Godo dengan dunia keris ketika bertemu dengan Mas Sarjiman seorang polisi aktif yang juga bergabung dalam komunitas Lar Gangsir.

"Pak Sarjimanlah yang menemukan saya. Waktu itu beliau sedang mencari pembuat alat pertanian tapi mengerti soal teknik menciptakan pamor, selanjutnya dalam seminggu beliau pasti berkunjung untuk membimbing saya dalam mempelajari ilmu tentang metalurgi (ilmu yang mempelajari sifat-sifat kimia dari logam  dan cara memanfaatkan logam untuk kehidupan) saya adalah murid beliau," cerita Mas Godo tersenyum bangga.

"Pak Sarjiman pulalah yang memberi nama belakang saya yaitu Priyantoko kalau nama Godo itu nama saya ketika masih berprofesi sebagai penjahit," lanjut lelaki yang bernama asli Supriyanto ini.

Belum lama ini, Mpu Godo membangun Besalen (tempat pembuatan keris) berukuran 6x6 meter di belakang rumahnya, dengan gaya joglo.

Di tempat itulah Mpu Godo dibantu dua orang Panjak (pembantu Mpu) bekerja, kadang Mpu Godo dibantu oleh Galang anak lelakinya yang baru saja tamat SMK.

Saat ini di Wonosari ada tiga orang Mpu Keris yaitu, Mpu Ngadeni yang sudah sepuh, Mpu Puryadi dan Mpu Godo. Banyak orang menduga bahwa Mpu Godo merupakan keturunan Mpu Keris terkenal di Gunung Kidul.

"Saya tidak tahu soal itu, saya hanya berniat nguri-nguri budaya (melestarikan budaya) sebab ilmu penempaan logam di nusantara mungkin lebih hebat dari teknik pembuatan pisau Damaskus yang terkenal itu, " ujar lelaki yang pernah lima tahun menarik becak di terminal Wonosari ini.

"Saya melihat Mpu Godo memiliki bakat dan potensi untuk menjadi Mpu besar, dia serius menekuni dunia pembuatan tosan aji, dia sangat rendah hati dan cenderung pemalu, dia tidak mau menjadikan keris tua sebagai bahan keris karena menghormati si Mpu-nya. Dia mau mengerjakan dari awal," ujar Drs. Anusapati, MFA dosen Pascasarjana ISI Yogyakarta memberi penilaian ketika berbincang dengan saya di sela-sela pameran kemaren.

Menurut dosen yang akrab disapa Ninus ini, Lar Gangsir berupaya untuk mencari orang-orang berbakat untuk jadi penerus budaya tosan aji semisal keris dan tombak seperti Mpu Godo.

Tak terasa kami berbincang sampai pukul 22.10 WIB, saya pamit dan beringsut pulang ketika gerimis belum reda diatas Yogyakarta. *

*Penulis : Agustam Rachman, MAPS, pecinta budaya menetap di Yogyakarta.

Kategori :