Tak ayal, pemerintah Nauru menyewa jasa konsultan asing berbiaya tinggi untuk mengelola keuangan di negara ini. Sialnya, para konsultan ini melakukan korupsi besar-besaran. Hal ini dilakukan dengan laporan akan kebutuhan yang fiktif.
Akibatnya, pemerintah Nauru yang mulai mengalami bersoalan ini berhutang dengan nilai US$239 juta. Persoalan keuangan yang pelik, membuat negara inipun tak mampu membayar hutangnya. Alhasil, sejumlah aset negara disita oleh pengadilan.
Sampai pada tahun 2002, Negara Nauru dinyatakan sebagai negara yang bangkrut. Sangat disayangkan, di saat negara ini bangkrut, tanah-tanah sudah tidak bisa lagi dijadikan lahan pertanian dan perkebunan. Ini karena dampak rusaknya lahan akibat pertambangan fosfat. Tak hanya itu, laut di negara Nauru juga rusak karena tercemar limbah tambang. Ikan-ikan sulit didapatkan.
Sejak tahun 2022, hidup rakyat negara Nauru, yang tadinya bergelimang kemewahan akhirnya hanya bisa mengandalkan bantuan FAO, sebuah lembaga bantuan pangan PBB.
Bantuan pangan ini pun ternyata menjadi bumerang. Pasalnya, makanan siap saji bantuan FAO ini kaya karbohidrat, kadar gula yang tinggi, dan bahan pengawet. Akibatnya, hingga saat ini rakyat negara Nauru banyak yang menderita obesitas akut dan 40 persennya menderita diabetes.
Meski demikian, sekarang negara ini mulai banyak mendapat kunjungan wisata yang mulai diandalkan untuk menjadi pendapatan baru bagi negara Nauru. *